Rabu, 30 April 2014

Empat Sifat Dari Masalah Hidup Manusia

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya (I Kor. 10 : 13)

Dari ayat diatas, seperti ingin memberi tahu kita bahwa masalah memiliki empat sifat, apa saja itu? Yuk, kita lihat bersama-sama.

  1. Semua masalah bersifat tidak luar biasa
    "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan yang biasa." Ini bukan berarti Allah hendak menyepelekan masalah yang sedang Anda hadapi, melainkan hal yang sebaliknya, Dia hendak menunjukkan bahwa semua permasalahan dan pergumulan yang sedang Anda hadapi berada penuh di bawah kontrol-Nya. Jika Allah mengatakan "biasa" maka itu berarti :
    • Biasa, karena orang lain juga banyak yang mengalaminya, dan bahkan ada yang jauh lebih berat.
    • Biasa, karena baik orang yang percaya maupun tidak percaya juga mengalaminya.
    • Biasa, karena kita masih berada di dunia, belum di surga.
    • Biasa, karena itu proses untuk menuju peningkatan.
  2. Semua masalah bersifat tidak melebihi kekuatan kita
    "...yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu." Sebagian besar dari kita tidak bisa menyelesaikan masalah bukan karena masalah lebih kuat daripada kita, melainkan karena kita berpikir bahwa masalah lebih kuat daripada kita. Hal yang membuat masalah tampak besar  dan melebihi kekuatan kita adalah cara pandang kita terhadap masalah tersebut. Contohnya saja yaitu Daud dan Goliat. Orang Israel melihat Goliat begitu besar sehingga mereka memliki keyakinan bahwa Goliat tidak bisa dikalahkan, dan apa hasilnya? Mereka tidak mencoba dengan cara apapun untuk mengalahkannya, sehingga Goliat pun menjadi tak terkalahkan. Sementara itu, walaupun Daud melihat Goliat begitu besar, tetapi Daud mempunyai keyakinan bahwa umbannya tidak akan meleset, ia akan mengenainya dan mengalahkannya. Dan akhirnya Goliat pun berhasil dikalahkan.
  3. Semua masalah bersifat tidak sempurna
    Jika Anda pernah melihat Tembok China, Anda akan mendapat kesan megah dan kokoh. Tembok China didirikan pada zamannya untuk melindungi bangsa China dari serangan bangsa Barbar, dan tujuan itu tercapai. Bagi para musuhnya, tembok China merupakan masalah yang sangat besar. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa menaklukkannya. Sangat menyedihkan, tembok yang kokoh itu mampu didobrak musuh bukan dengan kekuatan militer yang besar, tetapi dengan cara menyuap penjaga gerbang tembok tersebut.

    Pelajaran yang dapat kita ambil adalah sekuat dan sekokoh apapun "tembok" persoalan yang kita hadapi, pasti dapat ditaklukkan karena tidak ada satupun masalah yang sempurna. Setiap masalah pasti memiliki celah untuk ditaklukkan karena "Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar."
  4. Semua masalah bersifat tidak abadi
    "...dan angipun redalah." Siapa yang menghentikan badainya? Tidak ada! Coba kita bandingkan kisah dalam Matius 14 : 22 - 33 dengan Matius 8 : 23 - 27. Badai yang terdapat dalam Matius 14 : 22 - 33 merupakan badai kedua yang dialami oleh murid-murid Yesus. Ada perbedaan yang menarik mengenai cara badai itu berhenti. Badai yang pertama berhenti karena dihentikan oleh Tuhan Yesus. "Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali." (Matius 8 : 26). Sedangkan badai kedua berhenti dengan sendirinya. "Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah." (Matius 14 : 32). Inilah salah satu sifat masalah, tidak ada masalah yang kekal, tidak ada "badai" yang abadi. Akhirnya semua masalah pasti "reda".

    Setiap gunung ada puncaknya
    Setiap lembah ada dasarnya
    Setiap laut ada pantainya
    Setiap masalah ada batasnya
    Tidak ada badai yang abadi

    "....sehingga kamu dapat menanggungnya"
Sumber : Buku Berjalan di Atas Badai

Selasa, 29 April 2014

Masalah Merupakan Potensi Untuk Terjadinya Mukjizat

Melanjutkan artikel saya sebelumnya Kisah Inspiratif – Masalah Justru Akan Membuat Kita Menjadi Pribadi Yang Tangguh, dengan masih mengupas tentang buku Berjalan di Atas Badai karangan dari Pdt. Sukamal B Fadelan, saya ingin mengajak sobat sekalian untuk menyadari bahwa masalah seringkali bisa menjadi potensi untuk terjadinya suatu mukjizat. Ya, benar! Masalah merupakan suatu kesempatan. Mukjizat kesembuhan terjadi karena adanya sakit penyakit. Mukjizat kebangkitan terjadi karena adanya kematian. Mukjizat pemulihan keluarga terjadi karena adanya kehancuran rumah tangga. Mukjizat kelimpahan terjadi karena adanya kekurangan, dan seterusnya. Saat menghadapi masalah, Anda sedang berada dalam kemungkinan untuk mengalami mukjizat. Tetapi apakah mungkin Allah sengaja "menciptakan" masalah supaya Anda mengalami mukjizat? Ya, sangat mungkin sekali.

Burung Rajawali adalah seekor burung yang sangat menarik. Ia membangun sarangnya di pohon yang paling tinggi atau tebing-tebing curam. Peneliti pernah mengamati cara burung ini membuat sarangnya. Caranya dengan pertama-tama meletakkan ranting-ranting berduri, batu-batu tajam, dan semua benda runcing yang sepertinya sangat tidak cocok untuk sebuah sarang yang nyaman. Langkah selanjutnya adalah ia menutupi semuanya itu dengan bulu-bulu yang halus dan kulit binatang berbulu tebal yang menjadi mangsanya, sehingga sarang itu menjadi lembut dan menyenangkan serta cocok untuk anak-anak burung rajawali yang hendak ditetaskan.

Akan tetapi mahkluk-mahkluk itu tidak ditentukan untuk terus tinggal di sarang yang nyaman tersebut. Tiba saatnya bagi mereka untuk keluar sarang ketika induknya mengobrak-abrik sarang itu. Dengan cakarnya yang tajam, burung rajawali mulai mengarahkan duri dan batu-batu tajam ke tubuh anak-anaknya. Sampai pada waktu itu, anak-anaknya memperoleh makanan yang dijatuhkan induknya ke dalam mulut mereka. Setelah sarang itu diobrak-abrik, rajawali kecil menjadi tidak nyaman lagi dan berusaha keluar untuk pergi kemana saja. Tindakan yang tampak kejam itu sebenarnya bertujuan agar anak-anaknya bisa terbang dan menjadi mandiri.

Seperti halnya burung rajawali, Allah seringkali "merusak" kenyamanan kita supaya kita mau untuk keluar dari "sarang kenyamanan" dan menghadapi tantangan supaya kita bisa "terbang" dan mandiri serta mengalami mukjizat. Mengapa Petrus dapat berjalan di atas badai? Jawabannya adalah karena Petrus sedang menghadapi badai. Jika tidak ada badai, maka tidak akan pernah ada Petrus yang berjalan di atasnya.

Dikutip dari : Buku Berjalan di Atas Badai

Imelda Fransisca - Bersaksi di GBI Aletheia Dalam Acara Aletheia Women of Grace

Shalom sobat semua, lama saya tidak menulis artikel untuk menyapa sobat sekalian :). Bagaimana kabar sobat selama seminggu terakhir ini? Saya harapkan selalu sehat dan selalu diberkati oleh Tuhan Yesus, Amin. Saya ingin berbagi sedikit cerita tentang kehadiran Imelda Fransisca di GBI Aletheia Yogyakarta untuk memberikan kesaksian hidupnya bersama Tuhan sehingga pada tahun 2005 yang lalu, Ia terpilih sebagai pemenang dari Miss Indonesia edisi pertama. Saya ringkas saja ya dari sedikit yang saya ingat dari kesaksian yang disampaikannya.

Imelda lahir di Kota Bogor pada tahun 1982, yang berarti saat ini ia sudah berusia  sekitar 32 tahun, kalau tidak salah bulan September nanti ia akan merayakan ulang tahunnya yang ke-32. Pada usia sekitar 9 tahun, ia dikirim oleh orang tuanya untuk mengenyam pendidikan di Singapura, disana ia tinggal dengan guru yang sekaligus bertindak sebagai orang tua asuh baginya. Dalam perkembangannya, selama tinggal disana, ia seringkali mendapatkan perlakuan yang buruk dari orang tua asuhnya tersebut, dimarahi, dipukul, diberikan kata-kata kasar dan negatif hingga tidak diberi makan seharian sudah menjadi hal yang biasa baginya, sehingga saat memiliki kesempatan untuk makan maka ia akan makan secara rakus karena takut tidak diberi makan lagi. Akibatnya saat berusia 12 tahun ia memiliki bobot hingga 85 kg wooowww.... Saya hanya membayangkan anak kelas 1 SMP memiliki ukuran tubuh seperti itu tentu akan sangat mencolok bagi teman-teman seusianya. Dan itupun disadari betul oleh Imelda.

Pada saat berusia 12 tahun tersebut, ia masih terus mendapatkan perlakuan buruk dari orang tua asuhnya sehingga akhirnya berusaha menghubungi orang tuanya di Indonesia agar dijemput pulang. Sepulang dari Singapura, ia tinggal di Jakarta dan mulai berdiet ketat. Namun diet yang dijalaninya bukanlah tipe diet yang sehat, sehingga akhirnya ia mengalami Anoreksia dan penurunan berat tubuh yang drastis. Singkat kata akhirnya ia lulus SMU dan melanjutkan kuliah di Amerika Serikat dengan mengambil jurusan Psikologi Anak, dan menurut pengakuannya, saat berkuliahlah ia mendapatkan perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus yang membuat ia memutuskan untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.

Seusai kuliah, ia memutuskan kembali ke Indonesia, dan kebetulan saat itu sedang diadakan audisi untuk pemilihan Miss Indonesia. Singkat cerita, seperti yang kita ketahui akhirnya ia berhasil keluar sebagai pemenang dalam kontes "adu kecantikan" tersebut. Yang menakjubkan adalah saat kecil ia selalu mendapatkan kata-kata negatif dan itu semua ternyata tertanam cukup dalam di hatinya, namun sejak perkenalannya dengan Tuhan Yesus, ia mendapatkan kekuatan baru dan kepercayaan diri yang baik sehingga bisa menghadapi masa depannya dengan lebih optimis. Inilah kisah hidup dari Imelda Fransisca, dari seorang anak yang teraniaya menjadi seorang "selebritis" yang sudah berkeliling Indonesia dan bahkan juga dunia.

Senin, 21 April 2014

Paskah - Karya Terbesar dari Allah untuk Umat Manusia

Shalom sobat, saya beserta seluruh keluarga mengucapkan Selamat Paskah buat sobat semuanya. Hari ini Yesus telah bangkit, Dia telah mengalahkan maut demi kita semua. Pada hari Jumat Agung kemarin kita telah memperingati peristiwa kematian Yesus di kayu salib Golgotha, dan sesuai dengan janji yang telah Dia ucapkan sebelumnya, bahwa Dia akan bangkit pada hari yang ketiga. Di berbagai gereja banyak diadakan acara untuk memperingati peristiwa penyaliban maupun kebangkitan ini, tidak terkecuali di GBI Aletheia Yogyakarta yang juga menyuguhkan drama proses penyaliban pada hari jumat kemarin, dan drama kebangkitan Yesus pada hari ini.

Kita harus mengambil hikmah dari peristiwa pengorbanan Yesus ini. Karena begitu besarnya kasih Allah pada kita sehingga Ia rela turun ke dunia yang fana, dihina, disiksa, dan disalibkan hanya demi untuk menebus semua dosa-dosa kita. Ia menebus kita bukan dengan barang yang fana, bukan dengan emas ataupun perak, namun dengan darah-Nya yang begitu mahal. Sehingga melalui pengorbanan-Nya kita semua memperoleh Anugerah keselamatan kekal. So...kita tidak boleh menyianyiakan pengorbanan-Nya yang begitu luar biasa ini. Kita tidak boleh lagi hidup dengan cara hidup yang lama, yang selalu mengikuti keinginan duniawi. Kita harus sungguh-sungguh bertobat dan berpaling dari cara hidup yang lama dan menuju hidup baru yang penuh kemenangan bersama Yesus.

Ikut Yesus memang tidak mudah, karena ada "harga" yang harus dibayar unuk setiap keputusan mengikuti Yesus. Namun semuanya itu tidak ada artinya dibandingkan dengan janji keselamatan dan kehidupan kekal yang telah Tuhan sediakan. Nah, pada kesempatan ini saya ingin mengajak sobat semua untuk kita mengoreksi pribadi kita masing-masing, apakah kita semua sudah menghargai pengorbanan Tuhan Yesus dengan cara hidup kita saat ini? Jika belum, segeralah bertobat karena Kedatangan Kristus Kedua Kali (KKKK) sudah semakin dekat, jangan sampai kita tertinggal pada saat Rapture nanti. Tuhan memberkati...

Selamat Paskah
Dedy Liem

Jumat, 18 April 2014

Paskah Bersama Dengan Jeffry S. Tjandra di GBI Aletheia Yogyakarta

Shalom sobat yang saya kasihi di dalam Yesus, bagaimana kabar hari ini? tentu sobat semua menikmati hari libur di hari ini bukan? dan apakah sobat semua sudah ke gereja untuk merayakan hari Paskah? Karena hari ini adalah hari yang sangat bersejarah, dimana Tuhan Yesus yang turun ke dunia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk mati di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita.

Mundur sedikit ke belakang, saya ingin berbagi tentang kegiatan saya dan keluarga hari ini. Karena ini adalah tanggal merah, maka otomatis toko kami juga diliburkan. Karena libur, kami bangun agak siangan biar tidurnya bisa puas hehehe...kami semua baru bangun sekitar pukul 07.30, saat sinar matahari sudah mulai bersinar terang dan jalanan di depan toko sudah mulai ramai. Sekitar jam 10.00 WIB kami meluncur ke tempat favorit kami yaitu Gubug Makan Mang Engking yang terletak di daerah godean. Kami cukup lama disana, karena baru pulang sampai ke rumah sekitar pukul 14.00. Istirahat sebentar, dan jam 15.00 kami semua sudah harus siap-siap berangkat ke GBI Aletheia karena kebetulan saya dan istri mendapat tugas pelayanan bareng di choir gabungan antara group Semper Fi dan STTL 2. Namun tugas pelayanan hari ini agak sedikit "berat" karena selain mengiringi Worship Leader pada lagu praise and worship, kami juga secara spontan diminta khusus oleh Jeffry S. Tjandra untuk mengiringi beliau menyampaikan firman Tuhan dan diselingi bernyanyi di atas mimbar selama sekitar 45 menit tanpa mempelajari terlebih dahulu lagu yang hendak dibawakan.

Seiingat saya, Jeffry sempat membawakan sekitar 5 lagu dan bagi saya cukup "merepotkan" karena hampir semua lagu belum pernah saya dengar...OMG :(, padahal saya bertugas sebagai Choir Leader saat lagu-lagu tersebut dinyanyikan oleh Jeffry S. Tjandra. Suara dari Jeffry sangat merdu dan enak didengar, hanya sayangnya gaya beliau dalam membawakan lagu sekali lagi cukup "merepotkan" bagi teman-teman yang mengiringinya, termasuk juga pemain musik karena beliau mengeksplorasi kualitas vokal dengan sangat baik sehingga membuat ketukan nada sedikit diluar "standar" lagu aslinya. Tapi secara keseluruhan team Aletheia Worship tampil sangat baik di acara ini. Selesai ibadah, kami sempat berfoto-foto bersama, hanya sayangnya saya belum dapat fotonya dari teman-teman yang bertugas mengabadikannya, mungkin besok artikel ini akan saya up date dengan tambahan foto di bawah. Oke...sekian dulu, dah ngantuk nih :). Selamat Paskah ya....



 

Senin, 14 April 2014

Makna Paskah - Jangan Sia-siakan Pengorbanan Tuhan Yesus di Kayu Salib Golgotha

Shalom sobat semua, sebentar lagi kita akan merayakan hari raya Paskah, hari dimana Tuhan Yesus yang turun kedunia untuk kita semua, menyerahkan nyawa-Nya dan mati diatas kayu salib Golgotha demi menebus semua dosa-dosa manusia. Saya ingin bercerita sedikit, saya lahir dan dibesarkan di dalam keluarga yang menganut agama Katholik, hanya saja sejak kecil saya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama yang layak dari kedua orang tua saya. Waktu itu saya "beragama" Katholik dan bahkan telah menerima Sakramen Baptis, tapi hingga saya lulus kuliah dari Universitas Sanata Dharma, jujur saya katakan bahwa saya tidak mengerti tentang isi Alkitab, dan bahkan apa itu makna dari hari raya Paskah saja saya tidak tahu persis. Yang saya ketahui tentang Paskah hanyalah informasi bahwa itu adalah hari dimana Tuhan Yesus mati di kayu salib. Tapi makna dan tujuan dari kematian Yesus sendiri saya tidak tahu. Bahkan ketika di SMU dulu pernah ada teman yang berbeda keyakinan meledek saya karena mau ikut Yesus, padahal Yesus sendiri tidak bisa menyelamatkan nyawa-Nya dari hukuman mati di kayu salib. Dan saya hanya tertawa tanpa bisa berkata apa-apa, karena saya tidak bisa membantahnya dan dalam hati pun "membenarkan" apa yang dikatakan teman saya tersebut.

Namun puji Tuhan karena sejak saya mengenal pacar saya yang sekarang telah menjadi istri saya di akhir tahun 2003 yang lalu, singkat cerita akhirnya saya memutuskan untuk menjadi jemaat pada GBI Aletheia Yogyakarta yang digembalakan oleh Pendeta Ishak Sugiyanto. Naik turun pertumbuhan iman telah saya alami, berulang kali jatuh bangun dalam dosa pun sangat sering saya lakukan, tapi sekali lagi puji Tuhan kami bisa semakin bertumbuh dan mendapatkan banyak pengajaran tentang Firman Tuhan yang membuat iman kami semakin kuat dan kami semakin mengerti mengapa Yesus mau mengorbankan dirinya di kayu salib. Dia tidak dibunuh oleh tentara Roma, karena Dia adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta dengan isinya, tetapi Dia dengan sukarela menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus segala dosa kita semua. Dia rela tergantung diatas kayu salib agar kita semua bisa mendapatkan penebusan atas semua dosa-dosa kita dan dilayakkan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Itu semua adalah anugerah yang luar biasa untuk seluruh umat manusia.

Pertanyaannya adalah : Mengapa Yesus mau menyerahkan nyawa-Nya? Padahal jika memang Dia adalah Tuhan, bukankah Dia tidak perlu harus turun tangan dengan cara seperti ini? bukankah Dia hanya cukup berfirman saja? Jawabannya adalah karena kita semua terlalu istimewa dan sangat berharga dimata-Nya. Di dalam Perjanjian Lama tertulis tanpa pertumpahan darah maka tidak ada pengampunan dosa, artinya bahwa untuk menebus dosa-dosa manusia dibutuhkan darah yang tertumpah/tercurah. Di dalam Perjanjian Lama, digunakan darah hewan, khususnya domba, untuk digunakan sebagai penebusan dosa seseorang. Coba sobat bayangkan, untuk menebus dosa satu orang saja dibutuhkan 1 (satu) ekor domba jantan yang tidak bercacat cela, bagaimana kalau yang harus ditebus jumlahnya milyaran? Untuk menebusnya dibutuhkan biaya yang sangat-sangat mahal, dan itu semua bisa ditebus hanya dengan Darah Yesus. Mengapa darah Yesus? karena darah Yesus bersih dari segala dosa. Dia adalah satu-satunya yang tidak berdosa, dan hanya dengan darah-Nya semua dosa manusia bisa disucikan sehingga kita semua layak untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Oleh karena itu janganlah pernah menyia-nyiakan pengorbanan Tuhan Yesus.

Kita semua telah ditebus dari cara hidup kita yang sia-sia, bukan dengan barang yang fana, bukan dengan perak ataupun emas, namun dengan darah yang mahal. Darah Yesus yang mampu memulihkan seluruh aspek dalam kehidupan kita, yang mampu menyucikan seluruh dosa-dosa kita. Kita sebagai manusia yang penuh dengan dosa telah disucikan oleh darah-Nya sehingga menjadi bersih kembali dan dilayakkan untuk menjadi bagian di dalam Kerajaan Sorga yang mulia. Amin

Selamat Paskah
Dedy Liem

Pantai Depok - Menikmati Deburan Ombak Sembari Menyantap Sea Food di Pinggir Pantai

Shalom sobat semua, seperti biasa, saya hanya ingin share kegiatan saya dan keluarga di hari Sabtu kemarin. Di hari Sabtu saya mengajak Engkong dan Ama untuk wisata ke Pantai Depok, tak lupa Jaxine dan Theora juga ikut, hanya sayangnya karena masih disibukkan dengan pekerjaan di toko sehingga istri terpaksa ditinggal untuk mengurusi pekerjaan di toko. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 14.00 WIB, kami sengaja mencari waktu agak sore karena rencananya sesampainya di lokasi, kami ingin menikmati makanan laut yang banyak disediakan disana dan setelah itu bermain ombak di pantai sembari menikmati sunset.

Sampai di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB kami langsung menuju salah satu warung langganan kami, yaitu warung Bu Yanti yang lokasinya termasuk paling ujung dan menghadap bibir pantai secara langsung. Kami langsung memesan menu cumi saos tiram, udang goreng mentega, cumi goreng tepung, ikan kakap bakar, dan tak lupa sayur kangkung sebagai pelengkap menu. Selesai makan, kami kemudian langsung menuju pantai untuk bermain ombak. Tidak seperti biasanya (mungkin karena sudah mulai pasang) sehingga ombak cukup besar dan sudah mulai menuju ke bagian pantai yang kemiringannya cukup curam sehingga saya harus cukup berhati-hati saat mengajak Jaxine dan Theora bermain ombak di pantai. Anak-anak terlihat sangat gembira bisa menikmati bermain di pantai, terutama Jaxine yang selama seminggu terakhir "terkarantina" karena harus menghadapi ujian di sekolahnya.

Setelah anak-anak puas bermain-main dan basah kuyup maka kami segera "mentas", kemudian anak-anak bilas dan mandi di kamar mandi yang banyak disediakan disana, dan setelah itu kami langsung meluncur pulang ke jogja. Sampai di kota jogja, waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 18.00 WIB dan dikarenakan keesokan harinya, yaitu Minggu pagi kami harus mengantarkan Engkong dan Ama pulang ke Lubuk Linggau, maka kami langsung saja berburu oleh-oleh yang hendak dibawa untuk keluarga disana. Tempat pertama yang kami tuju adalah Brownies Amanda yang terletak di Jalan Diponegoro (sebelah barat Tugu Yogyakarta), disana kami membeli 5 dus/kotak brownies Amanda beraneka rasa. Selanjutnya kami menuju pusat oleh-oleh Bakpia Pojok yang terletak di Jalan Palagan/Monjali dan membeli cukup banyak oleh-oleh khas kota Yogyakarta, seperti bakpia, yangko, gethuk, geplak, moaci, dll. Selesai berbelanja, kami langsung pulang ke rumah, mandi dan beristirahat. Nah di bawah ini saya share beberapa picture yang sempat saya abadikan melalui kamera Nikon D3100 kesayangan. Tuhan Memberkati









Kamis, 10 April 2014

Enam Kesamaan Antara Paskah Israel dan Salib Kristus di Bukit Golgotha



Shalom sobat, pada artikel sebelumnya saya telah menulis tentang Blessing From The Lamb of God, dan pada kesempatan saat ini saya ingin membahas tentang Persamaan antara Paskah pada zaman Musa dan Salib Kristus di bukit Golgotha. Yuk kita lihat bersama-sama apa saja kesamaan tersebut

1.      Anak Domba Itu Harus Jantan
Untuk Paskah, anak domba yang digunakan haruslah “zakar” = jantan, yang berumur satu tahun (Keluaran 12 : 15). Pada tahun 700 BC, Nabi Yesaya memberikan nubuatan tentang hal tersebut – Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda : Sesungguhnya seorang anak dara (almah = virgin) mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki (zakar) dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yesaya 7 : 14). Nubuat Yesaya ini digenapi melalui berita yang dibawa malaikat kepada Maria. Matius 1 : 21-23 – “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamai Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.” Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi : “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” – yang berarti Allah menyertai kita.

2.      Anak Domba Itu Harus Tidak Bercela
Anak domba Paskah harus diperiksa dengan teliti apakah layak untuk dikorbankan : Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela (Keluaran 12 : 5). Dan syarat kedua inipun digenapi oleh Yesus sebab semua kesaksian yang ada menyatakan bahwa Yesus tidak bercela dan tidak bersalah.
  •     Pemeriksaan oleh Iman Besar, Ahli Taurat dan Tua-Tua
Pertama sekali, Tuhan Yesus diperiksa oleh imam besar Kayafas, para ahli Taurat dan tua-tua Yahudi. Mereka memeriksa apakah ada cacat dalam hal Taurat. Karena tidak ada bukti yang sah, mereka lalu mencari saksi palsu – Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang mengatakan : “Orang ini berkata : Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari (Matius 26 : 59 – 61).
  •     Pemeriksaan oleh Pontius Pilatus
Dari imam besar Kayafas, Yesus lalu diserahkan kepada Pontius Pilatus untuk memeriksa apakah ada hukum negara yang dilanggar. Tapi ternyata Pilatus tidak menjumpai kesalahan pada diri Yesus sehingga patut untuk dihukum mati. Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka : “Kejahatan apa yang sebenarnya telah dilakukan orang ini? Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.” (Lukas 23 : 22)
  •    Pemeriksaan oleh Herodes
Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes, dan ia juga tidak menjumpai kesalahan pada diri Yesus, lalu Herodes mengembalikan lagi Yesus kepada Pilatus dan berkomentar: “Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati” (Lukas 23 : 13 – 16).
  •     Kesaksian Yudas
Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepada dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” (Matius 27 : 3-4a).

Dengan demikian Yesus menggenapi syarat kedua domba Paskah, yaitu tidak bercacat cela.

3.      Anak Domba Itu Harus Dikurung Sampai Paskah
Katakanlah kepada segenap jemaah Israel : Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh masing-masing seekor anak domba,…..kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. (Keluaran 12 : 3, 6). Di dalam Matius 21 : 1 -13) mencatat bagaimana Yesus masuk ke Yerusalem dari Betania dengan sambutan meriah dari rakyat, ini disebut dengan Palm Sunday dan setelah itu Yesus tidak pergi jauh lagi dari Yerusalem. Sejarah mencatat bahwa hari-hari terakhir Yesus dilewati di Betania dan Yerusalem (Betania jaraknya hanya sekitar 3 km sebelah timur Yerusalem). Pelayanan keliling yang biasanya dilakukan oleh Yesus sudah tidak lagi dilakukan oleh Yesus sejak ia masuk ke Yerusalem pada Palm Sunday. Akhirnya kita semua tahu, Yesus naik ke kayu salib di sebuah tempat yang disebut Golgotha (place of the skull).

4.      Anak Domba Itu Harus Disembelih
Aturan hari raya Paskah dicatat di dalam Keluaran 12 : 6 sebagai berikut : Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada waktu senja (Keluaran 12 : 6). Disembelih artinya : darah tercurah yang mengakibatkan kematian. Hal ini dengan tepat terjadi pada Yesus sebagai Anak Domba Allah (Lamb of God) – darah-Nya tercurah dan mati di kayu salib tepat pada perayaan Paskah Yahudi yaitu tanggal 14 bulan Nissan.

5.      Tulang Anak Domba Tidak Boleh Dipatahkan
Aturan perayaan Paskah – Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh kau bawa sedikitpun dari daging itu keluar rumah; satu tulangpun tidak boleh kamu patahkan (Keluaran 12 : 46). Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib – sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit itu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya Yohanes 19 : 31 -33).

6.      Darah Anak Domba Itu Membawa Keselamatan
Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah dimana orang memakannya. Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan lewat daripada kamu. Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila aku menghukum tanah Mesir (Keluaran 12 : 7, 12 – 13). Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus (I Korintus 5 : 7). Pada saat kematian-Nya, Yesus berseru : Sudah selesai! (Yohanes 19 : 30), dan tirai Bait Suci yang memisahkan Ruang Maha Kudus dan Ruang Kudus terkoyak dari atas sampai bawah (Matius 27 : 51). Darah Yesus yang suci, Anak Domba Paskah itu telah selesai dicurahkan dan darah itu berkuasa untuk menyelamatkan manusia dari hukuman atas dosa-dosanya. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu dengan darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat (I Petrus 1 : 18 – 19). Ini adalah berkat dari Anak Domba Allah bagi kita semua.

Sumber : Khotbah Pdt. Ishak Sugiyanto pada Ibadah Minggu 07 April 2014 di GBI AletheiaYogyakarta.

Candi Prambanan – Mengunjungi Salah Satu Warisan Budaya di Yogyakarta



Shalom sobat sekalian, Pemilihan Umum (Pemilu) baru saja berlalu dan saya percaya sobat semua pasti telah menggunakan hak pilih dengan bijak untuk menentukan nasib bangsa kita hingga lima tahun ke depan. Nah pada saat “coblosan” kemarin tentu banyak dari sobat yang bekerja mendapatkan fasilitas libur dari instansi tempat bekerja. Trus kalau begitu, habis “coblosan” kemarin pada kemana nih? :D

Kalau saya dan istri kemarin mencoblos di TPS asal istri saya yaitu di Kelurahan Gowongan, karena memang KTP kami memang tercatat disana (ikut alamat mertua saya). Selesai mencoblos sekitar pukul 11.00 kami langsung buka toko untuk melayani pesanan pelanggan yang sudah menumpuk. Namun saya hanya sebentar saja di toko karena sekitar pukul 12.00, Saya, Theora, Engkong, dan Ama berangkat bersama untuk mengunjungi Candi Prambanan. Jarak Candi Prambanan dari kota jogja tidak begitu jauh, dapat ditempuh dengan kendaraan selama 30 menit dengan kecepatan sedang. Sampai di pelataran parkir Candi, jam sudah menunjukkan pukul 12.45 dan kami berempat langsung membeli tiket untuk masuk ke dalam Candi. Harga tiket yang tertera menurut saya cukup mahal yaitu Rp. 30.000,- (Dewasa) dan Rp. 12.500,- (Anak-anak sampai dengan usia 6 tahun). Cukup mahal karena dengan membayar Rp. 30.000,- per orang dewasa, tidak ada benefit langsung yang bisa kami rasakan selain “hanya” memandangi candi dan sekedar berfoto-foto. Coba bandingkan jika kita piknik ke pantai, dengan “hanya” membayar sekitar Rp. 5.000,- per orang, maka kita sudah bisa menikmati banyak hal, misalnya bermain ombak, bermain pasir, bermain laying-layang, bermotor di atas pasir, mengendarai kuda, makan bersama di pinggir pantai, dll.

Tapi bagaimanapun, Candi Prambanan tetap memiliki pesona tersendiri yang berbeda dibandingkan tempat wisata lainnya. Akhirnya kami semua jepret sana-jepret sini sampe puas dan langsung pulang karena perut sudah mulai “keroncongan” semua. Pulang dari Candi Prambanan, kami langsung mampir ke warung lesehan Sendang Ayu yang letaknya tidak begitu jauh dari lokasi candi dan searah dengan jalan kami pulang ke kota Jogja. Kebetulan saat itu suasana rumah makan sangat penuh, jadi kami terpaksa menunggu pesanan kami datang cukup lama (hampir satu jam). Dulu saya dan keluarga cukup sering makan di tempat ini karena tempatnya lumayan bagus dan bersih, namun akhir-akhir ini tempatnya terkesan lebih kumuh dari sebelumnya dan pondokannya juga lebih rapat sehingga keindahan kolam yang dulunya tersaji sekarang lebih banyak tertutup oleh pondok makan yang baru. Selain itu, mungkin karena kurangnya sirkulasi air di kolam membuat air kolam sedikit berwarna kehijauan dan terkesan seperti “air comberan” dan ikan-ikan yang dulunya kelihatan banyak dan “ceria”, kini hanya terlihat sedikit dan tampak “megap-megap” seperti kehabisan oksigen. 

Itu hanya sedikit penilaian negatif saja, selain pelayanannya yang kurang begitu sigap. Untungnya rasa dari makanan yang disajikan masih terjaga dengan baik sehingga kekecewaan sedikit berkurang. Namun dengan biaya makan yang hampir sama, maka saya dan keluarga lebih memilih untuk menikmati liburan dan makan bersama di Gubug Makan Mang Engking, karena lebih banyak hal positifnya, seperti keindahan lokasi, pelayanan yang begitu ramah dan bersahabat, kebersihan tempat, rasa masakan, dan juga hiburan (terapi ikan) serta arena bermain anak (becak mini) masih jauh lebih baik dibandingkan Sendang Ayu. Itu hanya pendapat saya pribadi saja, mungkin sobat punya pendapat lain yang berbeda dengan saya :D. Nah di bawah ini saya bagikan sedikit foto yang bisa saya abadikan saat berada di Candi Prambanan dan Sendang Ayu. Tuhan Yesus Memberkati..