Minggu, 26 Januari 2014

Liburan ke Pemancingan Rowo Jombor Klaten

Shalom sobat semua, saat ini saya ingin menceritakan acara liburan saya. Sebenarnya liburannya sudah seminggu yang lalu sih, hanya saja pas kebetulan lihat-lihat foto di handphone jadi ingat kalau kemarin sempat berlibur kesana, dan kebetulan juga sedang ada waktu senggang buat sekedar menulis 1-2 artikel dan upload foto  untuk menyapa sobat sekalian :D.

Seperti biasa, setiap hari minggu pagi kami sekeluarga memulainya dengan beribadah ke gereja GBI Aletheia yang terletak di Jalan Magelang No. 141 - 143 Yogyakarta. Kami biasanya memilih waktu jam ibadah kedua yaitu pukul 08.15 WIB karena kami rasa waktunya cukup pas untuk pilih, tidak terlalu pagi dan tidak terlalu siang sehingga kami bisa memaksimalkan hari libur kami dengan baik selepas pulang dari ibadah di gereja. Sepulang dari gereja, seperti biasa kami langsung bersiap untuk berlibur, jika sebelumnya seringkali kami isi dengan liburan ke Kaliurang, tapi minggu ini kami mencoba mencari suasana baru dengan mengunjungi wisata pemancingan Rowo Jombor yang terletak di daerah Klaten. Sebenarnya Rowo Jombor bukanlah tempat yang benar-benar baru buat kami, hanya saja seingat saya, terakhir kali kami berkunjung kesana sudah sekitar 5 tahun yang lalu, sudah cukup lama juga ya.

Perjalanan dari jogja cukup jauh juga, dengan 6 orang penumpang yaitu saya, suami, jaxine, theora dan kedua orang tua saya, kami menempuh perjalanan sekitar 30 km dengan mobil Freed kesayangan suami, terasa cukup lama karena berdasarkan perhitungan waktu saya membutuhkan waktu sekitar hampir satu jam untuk sampai di tujuan. Memasuki daerah wisata, kami langsung disambut dengan gerbang retribusi (yang menurut saya sebaiknya ditiadakan saja karena justru bisa mengurangi antusiasme pengunjung, tapi mungkin pemerintah setempat memiliki pemikiran yang lain). Melewati gerbang retribusi kami mulai masuk ke daerah Rowo Jombor, tempat disini terkenal dengan pemancingan dan warung apungnya. Pengunjung bisa memilih warung apung yang banyak menawarkan berbagai variasi makanan. Namun kesan pertama yang saya terima saat mengunjungi tempat ini langsung menjadi sedikit negatif karena cara-cara mayoritas pemilik restoran warung apung untuk mendapatkan pelanggan, setiap ada kendaraan yang melintas langsung "dicegat" dengan agak sedikit memaksa (menghadang laju mobil/motor di tengah jalan) agar berhenti pada warung apung miliknya. Namun karena dasarnya kami sekeluarga adalah ingin bernostalgia, maka dari awal kami sudah memutuskan untuk menikmati hidangan pada salah satu warung apung yang tersedia (sengaja saya tidak sebutkan namanya saja ya), maka terpaksa kami menolak paksaan dari pemilik warung apung yang harus kami lewati untuk sampai ke warung tujuan kami.

Sampai di tujuan, kami langsung memesan menu hidangan yang kami inginkan. Kalau tidak salah waktu itu kami memesan menu ikan gurameh asam manis, ikan nila bakar, ayam goreng, tahu goreng dan ca kangkung. Kami semua sepakat kalau rasanya standard saja atau tidak terlalu istimewa, dan untuk kebersihan, mungkin dikarenakan berada di atas rawa-rawa maka cukup sulit untuk berharap tempat yang bersih layaknya restoran modern, sebaiknya jangan mengintip ke area dapur sebelum makan karena bisa menghilangkan selera makan Anda hehehe.... Namun kekurangan tersebut sedikit terbayarkan dengan indahnya pemandangan yang tersaji di depan mata, kebetulan kami datang saat musim hujan sehingga air di rawa cukup banyak dan latar belakang gunung yang menghijau cukup menghibur dan menyejukkan mata. Selesai makan, kami masih menikmati beberapa saat waktu sejenak untuk sekedar bercengkrama sambil mencoba keahlian memancing, tapi mungkin karena tidak berbakat memancing maka kami tidak berhasil mendapatkan ikan seekorpun :(. Setelah itu kami langsung berkemas dan pulang kembali menuju Yogyakarta. Nah ini ada beberapa foto yang sempat saya abadikan melalui kamera ponsel saya, dan saya ingin bagikan kepada sobat sekalian.




Peresmian Gedung Baru GBI Aletheia Yogyakarta

Shalom sobat semua, sudah cukup lama saya tidak menyapa sobat sekalian. hari ini saya ingin sedikit menginformasikan tentang beberapa acara yang akan dilangsungkan di GBI Aletheia pada bulan Februari 2014 ini. Seperti kita ketahui, sudah cukup lama gereja GBI Aletheia direnovasi untuk diperbesar kapasitas daya tampungnya, kalau tidak salah prosesnya memakan waktu hingga sekitar 3 tahun (cukup lama juga yach), tapi puji Tuhan saat ini proses pembangunan sudah hampir selesai, bisa dikatakan sudah mencapai sekitar 95% dan tinggal finishing akhir saja.

Nah, untuk merayakannya dan sebagai ucapan syukur atas terselesainya proses pembangunan gedung gereja yang baru, maka rencananya akan diadakan Ibadah Ucapan Syukur pada tanggal 04 Februari 2014, pukul 18.00 WIB (jam 6 sore). Special Guest yang akan datang dan ikut meramaikan acara ini adalah salah seorang penyanyi lagu rohani yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, yaitu Sari Simorangkir, kakak dari mantan vokalis band Kerispatih, Sammy Simorangkir.

Sari Simorangkir sendiri rencananya akan tampil selama 2 hari berturut-turut di GBI Aletheia Yogyakarta. Selain hari Selasa, 04 Februari 2014 tersebut, rencananya ia juga akan menggelar konser bertajuk Intimate Worship Evening With Sari Simorangkir, pada hari Rabu tanggal 05 Februari 2014, pukul 18.00 WIB (jam 6 sore). Ayo kita ajak keluarga, teman, sahabat, tetangga, dan bahkan siapa saja untuk menikmati berkat Tuhan melalui puji-pujian yang akan dibawakan oleh Sari Simorangkir. Catat tanggal dan jam-nya ya...ditunggu lho...Tuhan Yesus Memberkati...

Minggu, 19 Januari 2014

Intimate Worship Evening With Sari Simorangkir

Shalom sobat, maaf karena sudah cukup lama saya tidak menyapa sobat semua melalui artikel saya. Puji Tuhan, berkat-Nya sungguh melimpah sehingga sejak awal tahun 2014 ini saya cukup disibukkan dengan aktivitas pekerjaan dan transaksi penjualan yang sungguh diluar dugaan saya. Oke, kembali ke topik ya :D. Jika pada tahun lalu kita telah diberkati oleh puji-pujian dari Sidney Mohede dan JPCC Worship-nya, maka awal tahun ini saya ingin mengundang sobat sekalian untuk hadir dalam acara Konser Raya Sari Simorangkir yang dikemas dengan label "Intimate Worship Evening With Sari Simorangkir".

Acara akan diadakan pada hari Rabu, 05 Februari 2014, Pukul 18.00 WIB (jam 6 sore), bertempat di Gedung GBI Aletheia yang baru atau yang lebih populer dengan sebutan Aletheia Life Center di jalan Magelang No. 141-143, Yogyakarta. Telp. 0274 - 565036, 624387.

Jangan kuatir karena acara ini tidak dipungut biaya tiket masuk, alias Free/Gratis. Silakan sobat semua datang dan nikmati berkat Tuhan melalui puji-pujian yang akan dibawakan oleh Sari Simorangkir. Ajak orang tua, anak, kakak, adik, temen, tetangga, dan semua orang yang bisa diajak ya :D. Jika sobat ada pertanyaan yang ingin diajukan bisa langsung menghubungi CP Bp. Antonius di nomor telepon 081227220027. Tuhan Memberkati :)

Minggu, 12 Januari 2014

Joyce Meyer - Kisah Hidup Anak Teraniaya yang Menjadi Hamba Tuhan Populer

Pada saat Joyce berusia sekitar 12 tahun, ia mendapatkan kesempatan untuk belajar mengendarai mobil dari ayahnya. Namun sayangnya, ada udang di balik batu atas keputusan ayahnya tersebut karena ia melakukannya agar bisa membawa Joyce keluar dari rumah dan jauh dari pantauan ibunya, dengan tujuan untuk melakukan perbuatan amoral dengan putrinya tersebut. Bahkan, di suatu hari pada musim panas, ayahnya memaksa Joyce untuk minum alkohol hingga mabuk, dan kemudian ayahnya bisa melampiaskan nafsu bejatnya. Joyce sudah berulang kali menceritakan kisah tersebut didalam buku-bukunya dan pada setiap konferensinya. "Saya tidak menceritakannya untuk mengundang belas kasihan Anda," katanya di sebuah gereja di Tampa, Florida, pada bulan September 2003 yang lalu. "Saya bermaksud menceritakannya untuk menunjukkan bahwa orang-orang bisa punya pengalaman yang buruk dan bahkan sangat buruk. Saya tahu hidup saya jauh lebih kuat karena apa yang telah terjadi tersebut, dibandingkan seandainya hal itu tidak pernah terjadi."

Joyce Merasakan Kuasa Allah

Joyce lahir pada 4 Juni 1943 dengan nama Pauline Joyce Hutchison. Ayahnya adalah seorang tentara bergabung sehari setelah ia dilahirkan. Namun sayangnya, tiga tahun setelahnya, ayahnya dipecat dari kesatuannya dan mengakibatkan perubahan pada sikapnya. Ia kembali ke keluarganya sebagai pria yang kepahitan, pemarah dan kecanduan alkohol, bahkan yang lebih parahnya, sang ayah pun mulai menganiayanya secara seksual. Kondisi ini terus berlanjut dan semakin memburuk hingga ia menginjak usia remaja. Walaupun ibunya mengetahui masalah ini, namun karena takut terhadap ayahnya maka memilih untuk bersikap seolah-olah tidak tahu dan tidak pernah terjadi apa-apa.

Pada saat berumur 9 tahun, Joyce mengaku untuk pertama kalinya merasakan kuasa Allah. Pada suatu malam, saat sedang mengunjungi kerabatnya di luar kota, ia menyelinap pergi untuk mengikuti suatu kebaktian di gereja setempat. Di sanalah ia mengalami proses kelahiran baru. "Saya merasa bersih, seperti baru saja mengalami pemandian batin," kenangnya sekian tahun kemudian. Namun, saat pulang kembali ke rumah, damai sejahtera yang sempat dialaminya tersebut menjadi hilang. Sebagai seorang gadis yang menginjak remaja, Joyce punya ketertarikan terhadap hal-hal yang bersifat rohani, kisah-kisah persepsi ekstra-inderawi, fiksi ilmiah maupun film horor. Selain itu, ia juga berminat pada hipnotis dan astrologi. Pada saat umur 13 tahun, ia berusaha untuk lebih mandiri dengan menjadi seorang pelayan toko setempat.

Pernikahan Pertama yang Berantakan

Joyce bersekolah di O'Fallon Technical High School. Lulus pada tahun 1961, ia mengepak barang-barangnya ke dalam mobil Chevrolet 1949 hitam miliknya untuk pergi meninggalkan rumah keluarganya. "Di dalam pikiran saya, timbul keinginan yang kuat untuk mengurus hidup saya sendiri mulai saat itu," katanya. Pada tahun tersebut juga, ia memutuskan untuk menikah dengan pemuda pertama yang jatuh cinta padanya. Pemuda tersebut putus sekolah saat kelas lima dan kemudian menjadi penjual mobil paruh waktu. Pernikahan mereka tidak berjalan dengan baik karena sejak awal menikah memang sudah amburadul. Pekerjaan suaminya tidak tetap dan mereka sering berpindah-pindah tempat. Suaminya juga sering pergi dari rumah, terkadang hingga berbulan-bulan. Suatu waktu, saat ia bertugas sebagai tenaga tata buku di sebuah perusahaan, suaminya membujuknya mencuri uang dengan menulis sebuah cek palsu. Mereka kemudian mencairkan uang itu dan kabur ke daerah California. Saat berusia 21 tahun, Joyce hamil namun kemudian mengalami keguguran. Tahun berikutnya, ia kembali hamil dan melahirkan anak pertamanya. Di tengah udara kering di St. Louis pada musim panas, ia nyaris kehabisan akal sehat. Kondisi pernikahan dan keuangan mereka membuatnya mengalami depresi berat. Ia susah makan dan tidur, serta lebih sering menelan obat tidur. Beberapa bulan setelah kelahiran anak laki-lakinya, Joyce memutuskan untuk berpisah dengan suaminya yang tidak setia dan sering bermasalah dengan hukum. Ia kembali ke rumah ayahnya, yang menerimanya dengan senang hati. Dalam keadaan depresi dan kacau, ia mencari hiburan di bar-bar setempat dan mulai tidur dengan pria-pria yang tidak dikenalnya.

Perjalanan Bertahap Menuju Pelayanan

Pada akhir tahun 1966, saat sedang mencuci mobil milik ibunya, secara tidak sengaja ia bertemu dengan David Benjamin Meyer. Setelah beberapa kali bertemu, akhirnya cinta tumbuh di hati mereka dan mereka kemudian memutuskan untuk menikah di St. Louis pada 7 Januari 1967. Dave seorang pria yang baik hati, pekerja keras dan sangat mencintainya. Namun, kebahagiaan belum juga merengkuhnya. Saat berangkat kerja suatu pada Februari 1976, di tengah rasa frustasi dan depresi, ia berseru kepada Tuhan. Ia mendengar Tuhan memanggil namanya dan memintanya bersabar.

Malam harinya, ia merasa Tuhan memenuhinya dengan "cairan kasih yang melimpah-limpah." Tidak lama kemudian, ia mulai mengadakan kelas pemahaman Alkitab di sebuah kafetaria. Semula aktif di Our Savior Lutheran Church, Joyce dan suaminya meninggalkan gereja itu awal 1980-an. Mereka lalu bergabung dengan Life Christian Church, yang saat itu masih beranggotakan 30 orang. Gereja ini lalu bertumbuh sampai sekitar 3.000 orang, sebagian karena popularitas Joyce Meyer. Di gereja itu Joyce Meyer mulai mengadakan kelas pemahaman Alkitab bagi para wanita di rumahnya. Kelas ini berkembang sampai diikuti sekitar 500 orang. Tahun 1983, ia mulai diminta berkhotbah di gereja dan ikut mengisi acara di radio.

Mulai Mendirikan Life in the Word

Joyce Meyer berada di Life Christian selama lima tahun. Ia pamit dari gereja itu ketika Tuhan berkata kepadanya, "Bawalah pelayananmu dan pergilah ke daerah utara, selatan, timur dan juga barat."Pada bulan Agustus 1985, Joyce Meyer dan suaminya mendaftarkan Life in the Word sebagai sebuah badan nirlaba. Pada awal terbentuknya tidaklah mudah. Saat pergi ke konferensi, mereka sering harus tidur di dalam mobil di tempat parkir McDonald karena tidak mampu membayar sewa kamar motel yang sangat mahal. Namun pada tahun 1993 Tuhan membukakan kepada Dave tentang arah pelayanan tersebut. Dave pun membulatkan hati untuk menyokong pesan yang disampaikan melalui Joyce, agar bisa go international melalui televisi.

Acara mereka semula disiarkan di WGN di Chicago dan Black Entertainment Network. Dalam tempo singkat yaitu lima tahun, acara itu disiarkan di sekitar 600 stasiun radio dan televisi, tujuh jaringan kabel dan tujuh jaringan satelit. Pada bulan November 1988, Joyce Meyer muncul dalam laporan utama Charisma & Christian Life sebagai "America's most popular woman minister." Meyer percaya bahwa panggilan hidupnya adalah untuk meneguhkan orang-orang percaya di dalam Firman Allah. Dari pengalaman hidupnya, ia mendapati bahwa kemerdekaan untuk hidup berkemenangan diperoleh melalui penerapan Firman tuhan. Ia yakin, setiap orang yang sudah hidup dalam kemenangan dapat menuntun banyak orang lain menuju kemenangan. Ia mendapatkan gelar Honorary Doctorate of Divinity dari Oral Roberts University di Tulsa, Oklahoma dan PhD in Theology dari Life Christian University di Tampa, Florida.

Memulihkan Masa Lalu

Di tengah-tengah kesuksesan pelayanan dan serangkaian kemenangan pribadi yaitu Joyce Meyer sembuh dari kanker payudara pada awal 1990-an dan memperbaiki hubungan yang retak dengan keempat orang anaknya. Ia merasa tantangan terbesarnya bisa jadi adalah menghadapi masa lalunya sendiri. Dua kali ia mencoba untuk mendatangi ayahnya, menyatakan bahwa ia telah mengampuni apa yang pernah terjadi dahulu. Namun, dua kali pula ayahnya menolak mengakui apa yang terjadi. Pada November 2000, Meyer dan suaminya membelikan rumah seharga 130.000 dolar bagi orang tuanya. Pemulihan terjadi tiga tahun kemudian ketika mereka berkunjung pada perayaan Thanksgiving. Saat mereka memasuki pintu rumah, ayahnya mulai menangis. "Aku ingin mengatakan betapa aku menyesal atas apa yang dahulu pernah kulakukan kepadamu," katanya. Joyce mengampuni ayahnya. Sepuluh hari kemudian, ia membaptis ayahnya dalam sebuah upacara sederhana di St. Louis Dream Center. ***

(Sumber: St. Louis Post-Dispatch) Dimuat di Bahana, Januari 2005.

Minggu, 05 Januari 2014

Bersiap Menghadapi Pengalaman Hidup Yang Menakjubkan di Tahun 2014 Bersama Yesus

Shalom sobat semua, ini adalah hari minggu pertama kita di tahun 2014, ayo sudah pada ke gereja belum? :D. Agenda saya hari ini adalah ibadah ke gereja jam 08.15 - 10.00, sepulang dari gereja, saya sekeluarga menikmati liburan kami ke Kaliurang, minum ronde, makan jadah tempe, dll. sampai lupa kalau waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan sudah waktunya untuk pulang. :D. Maaf cuma sekedar intermezzo saja, kembali ke topik judul di atas, hari ini saya ingin membagikan firman Tuhan yang disampaikan oleh Bapak Pendeta Abraham (Kalimantan) yang diundang secara khusus untuk menyampaikan firman Tuhan kepada jemaat di GBI Aletheia Yogyakarta. Berhubung tadi berangkat ke gereja agak terburu-buru dan saya kelupaan membawa pena maka saya coba membagikannya dengan sedikit keterbatasan ingatan saya saja ya.

Firman yang disampaikan oleh Bpk. Pdt. Abraham menurut saya sangat bagus sekali, terutama pada saat ini dimana kita baru saja memasuki tahun yang baru yaitu tahun 2014. Seringkali dalam pikiran kita diliputi kekuatiran jika menghadapi sesuatu yang baru termasuk juga dalam menghadapi tahun baru ini. Baiklah, kita mulai saja dan saya ingin mengajak sobat untuk membuka Alkitab kita pada Injil Markus  4 : 35 - 41 dengan perikop berjudul "Angin ribut diredakan". Dalam ayat ke-35 tertulis "Yesus berkata kepada mereka, marilah kita bertolak ke seberang". Kita berhenti sebentar pada bagian ayat ini. Jika kita melihat lebih teliti dalam perikop sebelumya, disebutkan bahwa Yesus habis mengajar begitu banyak orang di tepi danau tersebut, begitu banyak sekali pengajaran-pengajaran yang diberikan oleh Yesus melalui berbagai perumpamaan-Nya. Memberikan pengajaran demikian banyak tentu saja melelahkan, tidak terkecuali bagi para murid-Nya yang selalu mengikuti-Nya, namun bukannya beristirahat, Yesus justru mengajak para murid untuk naik ke dalam perahu dan bertolak ke seberang. Ini seperti gambaran kita pada saat ini, Yesus mengajak kita menghadapi tahun 2014 saat kita masih nyaman dengan kondisi kita di tahun 2013.

Pada ayat selanjutnya, yaitu pada ayat ke-37 diceritakan tiba-tiba datanglah sebuah topan yang sangat dasyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, kapal seolah-olah hendak tenggelam, sedangkan Yesus sedang "asyik" tidur di buritan, lalu mulailah para murid menjadi panik dan akhirnya membangunkan-Nya. Akhir ceritanya adalah, Yesus bangun dan menghardik angin dan berkata kepada danau, "Diam! Tenanglah!" Lalu anginpun menjadi reda dan danau menjadi teduh sekali. Hal inipun menggambarkan kehidupan kita bersama Tuhan, saat kita melayani-Nya, bukan berarti kita tidak akan menghadapi "topan dan badai" dalam kehidupan kita, yang harus kita pahami adalah bahwa kita hanya perlu fokus dalam melayani-Nya dan tidak perlu kuatir terhadapi "badai" yang harus kita hadapi karena Ia berjanji untuk selalu bersama dengan kita. Saat kita berjalan bersama dengan Tuhan Yesus, maka kita akan mengalami banyak pengalaman-pengalaman luar biasa dan sangat menakjubkan, seperti yang dialami oleh para murid Yesus. Mereka begitu tercengang ketika menghadapi kenyataan bahwa "angin dan danaupun taat kepada-Nya".

Tahun 2014 sudah kita jalani beberapa hari, kita tidak tahu apa yang akan kita alami sepanjang 366 hari di tahun ini, namun Tuhan berkata kepada kita untuk tidak perlu takut, kita hanya perlu percaya kepada-Nya. Karena jika kita serahkan sepenuhnya hidup kita kepada-Nya maka Ia akan membimbing setiap langkah kita, dan percayalah kita akan menghadapi banyak pengalaman-pengalaman hidup yang menakjubkan, yang rasanya seperti mustahil untuk terjadi, namun bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Mari kita siapkan hati kita untuk menjalani tahun 2014 dengan iman dan percaya yang lebih besar lagi kepada Tuhan Yesus. Amin

Jumat, 03 Januari 2014

The Greatest Promise in The Bible (Part 3)

Artikel ini merupakan bagian terakhir dari pengajaran firman Tuhan tentang The Greatest Promise in The Bible. Pada artikel sebelumnya The Greatest Promise in The Bible (Part 2), kita telah belajar bagaimana "Dia" berkuasa menjaga kita agar jangan tersandung. Melengkapi bagian dari surat Yudas ayat 24-25, "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin." Mari kita lihat bagian dari ayat ini lebih detail.

Akhirnya DIA Membawa Kita Dengan Tidak Bernoda dan Penuh Kegembiraan di Hadapan Bapa
Hasil akhir dari janji Tuhan ini sungguh luar biasa, Yesus membawa kita dalam keadaan Tidak Bernoda di hadapan Bapa di sorga, janji ini sungguh-sungguh membawa penghiburan yang luar biasa. Pada saatnya kelak kita harus bertemu dengan Tuhan, maka saat itu kita dalam keadaan Tidak Bernoda, Tidak Bercela, alias suci murni seutuhnya. Kolose 1 : 22 menjelaskan bahwa Yesus menempatkan kita kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Hal ini bisa terjadi karena pengorbanan Yesus di atas kayu salib Golgotha. Kita bisa menjadi bersih dan tak bernoda dikarenakan telah dibasuh dengan darah-Nya yang tercurah di Kalvari dan memakai jubah kebenaran Kristus yang putih bersih. Hal ini bisa terjadi semata-mata karena Anugerah (Charis/Grace), dan bukan karena kebaikan dan kekuatan kita sendiri yang tidak ada artinya sama sekali di hadapan Bapa.

Kepanjangan GRACE = God's Riches at Christ's Expense (Kekayaan Allah kita terima karena Yesus telah membayar semuanya untuk kita).
- Ibrani 10 : 17 ; Menyatakan bahwa dosa-dosa kita telah diampuni dan dilupakan oleh Bapa
- 1 Yohanes 2 : 1 ; Menyatakan bahwa Yesus menjadi pengantara kita di sorga. Kata yang digunakan disini adalah "Parakletos" atau Dia yang dipanggil mendekat untuk membela kita. Satu kebenaran lagi yang dinyatakan dalam Yudas 24 ini - "penuh kegembiraan di hadapan Bapa", artinya bahwa akan ada kegembiraan dan sukacita yang teramat sangat besar pada saat itu. Siapa saja yang bersuka cita pada saat itu? yang bersuka cita adalah antara lain :
  • Para malaikat yang diutus untuk melayani tiap pewaris keselamatan selama hidup di bumi. Ingat ayat dalam Lukas 15 : 11, dikatakan bahwa malaikat-malaikat Allah akan bersuka cita karena ada satu orang berdosa yang bertobat.
  • Bapa yang di sorga memberi kita ucapan Welcome Home dengan penuh sukacita.
  • Roh Kudus sebagai oknum ke-tiga dari Holy Trinity ikut bersuka cita karena tidak seorangpun bisa percaya kepada Yesus tanpa karya dari Roh Kudus.
  • Tuhan Yesus bersuka cita karena Ia sendiri melihat bagaimana karya-Nya begitu nyata dalam hidup kita.
Sebab itulah, jika waktunya kita untuk bertemu dengan Tuhan telah tiba, anytime and anyplace, kita tidak perlu lagi takut dan gentar, percayalah pada surat Yudas ayat 24, The Greatest Promise in The Bible ini dan kita boleh menikmati masa kekal penuh bahagia bersama our Savior, Jesus Christ. Soli Deo Gloria. Amen and amen.

Sumber : Khotbah Bpk. Pdt. Larry Nathan Kurniadi, M.A. pada acara ibadah Minggu, 29 Desember 2013 di GBI Aletheia Yogyakarta.  

Kamis, 02 Januari 2014

The Greatest Promise in The Bible (Part 2)

Shalom sobat, hari ini saya ingin melanjutkan artikel saya sebelumnya yaitu The Greatest Promise in The Bible (Part 1). Kemarin kita telah belajar bagian pertama dari Surat Yudas ayat 24 - 25 tentang "DIA", bagian selanjutnya dari ayat tersebut menyebutkan "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin." Mari kita lihat bersama-sama.

Berkuasa Menjaga Jangan Tersandung
Di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tampak jelas menyatakan bahwa pribadi "Dia" yang dinyatakan dalam surat Yudas ayat 24 ini benar-benar memiliki kemampuan yang dasyat dan supranatural. Karena itulah kita sebagai anak-anak Tuhan sungguh percaya bahwa "Dia" sepenuhnya berkuasa atas segalanya. Pertanyaannya adalah berkuasa untuk apa? Berkuasa untuk menjaga supaya kita jangan sampai jatuh tersandung. Secara alamiah adalah akibat perbuatan dosa, kita sebagai manusia begitu penuh dengan kelemahan dan mudah sekali "jatuh tersandung" karena berbagai hal. Namun dalam surat Yudas ayat 24 ini memberikan sebuah janji dan sekaligus jaminan yang sangat luar biasa :
  • Walaupun kita jauh dari sempurna, Tuhan Yesus tidak pernah melepaskan kita dari Anugerah-Nya, genggaman tangan-Nya, kasih-Nya, janji-Nya dan hati-Nya. "Dan Aku akan memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar daripada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa." (Yohanes 10 : 28 - 29)
  • Sekali kita diadopsi sebagai anak Allah, Tuhan Yesus akan menjaga dan memelihara kita untuk tetap menjadi anak Allah sampai pada akhirnya. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." (Yohanes 1 : 12)
  • Ya, kadangkala memang iman kita bisa goyah, namun Yesus sanggup menjaga kita supaya tidak akan pernah jatuh keluar dari jalur iman. Ia menyertai kita dengan janji yang begitu luar biasa. "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman : "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13 : 5)

Untuk selanjutnya kita akan kupas bagian terakhir dari surat Yudas ayat 24-25 yaitu - Akhirnya Dia membawa kita dengan tidak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan Bapa.


Sumber : Khotbah Bpk. Pdt. Larry Nathan Kurniadi, M.A. pada acara ibadah Minggu, 29 Desember 2013 di GBI Aletheia Yogyakarta.  

Rabu, 01 Januari 2014

Menikmati Liburan tahun Baru Bersama Keluarga

Saya sebenarnya ingin menulis panjang lebar tapi berhubung waktunya sudah cukup larut malam dan tubuh juga sudah lelah setelah beraktivitas seharian, maka saya hanya akan menulis singkat saja. Hari ini saya melaluinya dengan cukup mengantuk karena pada malam pergantian tahun tidur larut hingga pukul 01.00 dan paginya pukul 06.00 sudah harus bangun dan berangkat ke gereja untuk melayani Tuhan dalam kelompok choir di GBI Aletheia. Sepulang gereja saya, istri dan anak-anak langsung meluncur ke Taman Wisata Kaliurang untuk menikmati kebersamaan dengan keluarga.

Kaliurang memang menjadi tempat favorit kami untuk berlibur, karena hawanya sejuk dan segar sehingga membuat pikiran menjadi lebih enjoy. Tak banyak kegiatan yang kami lakukan, hanya bermain dengan anak-anak, tidur-tiduran di bawah pohon sambil bercerita, dll. Berikut ini saya up load beberapa foto kami bersama saat di Kaliurang tadi siang.
Gaya apa ya ini? :D

Bersama kedua putri tercinta

Upsss...ompongnya kelihatan :D

Baru sok jaim :p

Mukanya Jaxine kok hilang?

Di antara ilalang

Wanita perkasa :D

Sabar donk say...:)

Senyum...cissss....jepreeettt...

Theora sambil ketakutan

Ini mukanya kok jadi gini ya?

The Greatest Promise in The Bible (Part 1)

Shalom sobat semua, ini hari pertama kita di tahun 2014, banyak hal yang telah kita lalui sepanjang tahun 2013 yang lalu, ada yang membahagiakan namun ada juga yang kurang membahagiakan. Mari saya ajak sobat semua untuk menutup tahun 2013 dan menatap tahun 2014 dengan sikap hati yang optimis. Kita harus percaya jika sepanjang tahun 2013, Tuhan telah memelihara dan menjaga kita dengan luar biasa, maka di tahun 2014 ini pemeliharaan Tuhan pun akan semakin sempurna dalam kehidupan kita. Tahun 2014 sudah mulai kita jalani, ada dua hal yang suka atau tidak suka harus kita jalani dalam tahun ini yaitu usia pasti bertambah satu tahun lagi, dan tahun yang baru juga berarti saat perjumpaan kita dengan Tuhan Yesus Kristus menjadi semakin dekat, baik melalui kejadian Rapture ataupun dipanggilnya nama kita untuk pulang ke sorga.

Pertemuan dengan Tuhan, Sang Pencipta kita, jika direnungkan dengan baik maka akan membuat kita menjadi gentar hati. Mengapa? Karena kita sadar dan mengerti sepenuhnya betapa hidup kita sangat jauh dari standard kekudusan yang ditetapkan Tuhan. Dosa turunan dan dosa-dosa yang kita lakukan sepanjang hidup kita sangatlah banyak dan tak terhitung lagi jumlahnya, jadi kalau tiba saatnya kita harus bertemu dengan Tuhan, bukankah ini akan menjadi sangat mengerikan? Kita yang begitu kotor dan penuh dengan dosa ini harus bertemu dengan Tuhan yang Maha Suci, jelas kebinasaan di api neraka yang kekal pastilah menjadi bagian kita. Namun kita sebagai orang-orang percaya tidak perlu kuatir karena ada The Greatest Promise in The Bible yang dapat menghibur dan menenangkan hati kita.

Janji dasyat ini datang dari surat Yudas 1 : 24 - 25, "Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin." Yudas disini bukanlah Yudas Iskariot, tetapi Yudas saudara Yakobus yang menjadi saudara Yesus (Matius 13 : 55). Ayat yang diilhamkan oleh Roh Kudus kepada Yudas kurang lebih 80 AD ini merupakan Good News buat kita semua sebab berita yang terkandung di dalamnya membuat hati kita tidak perlu takut dan gemetar lagi untuk menghadapi pertemuan dengan Sang Pencipta yang tidak bisa kita hindari. Mengapa bisa demikian? Mari saya ajak sobat semua untuk membuka ayat ini dengan teliti tiap-tiap bagiannya.

Bagi DIA
Siapakah yang dimaksud dengan Dia pada ayat ini? Apakah dia seorang raja mulia, seorang panglima terkenal atau juga mungkin seorang multi milyarder dollar yang sangat termashyur? Bukan! Dia yang dimaksudkan disini adalah Yesus, Sang Juruselamat dunia. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat lebih lanjut tentang "Dia" ini..

Di Dalam Perjanjian Lama
- Dia adalah Jehovah Jireh = Tuhan yang menyediakan (Kejadian 22 : 14)
- Dia adalah The Great I Am (Aku adalah Aku) - yang ada sejak kekal sampai kekal (Keluaran 3 : 14)
- Dia adalah Jehovah Rapha, Tuhan yang menyembuhkan (Keluaran 15 : 26)
- Dia adalah Jehovah Shalom yang memberikan keselamatan dan sejahtera (Hakim-hakim 6 : 24)

Di Dalam Perjanjian Baru
- Dia adalah Juruselamat yang mau mati buat kita ketika kita masih berada dalam keadaan berdosa, apalagi setelah kita mau percaya, pasti Dia mau menyelamatkan (Roma 5 : 8 - 9)
- Dia adalah Gembala yang baik, yang tidak akan membiarkan satu domba-Nya hilang (Yohanes 10 : 14)
- Dia adalah Allah yang telah memilih kita sebelum dunia diciptakan (Efesus 1 : 4)
- Dia adalah Pribadi yang menyempurnakan apa yang sudah Ia mulai (Filipi 1 : 6)

Hari ini kita baru belajar siapakah "Dia", besok saya akan ajak sobat untuk mengupas bagian-bagian yang lain dari Surat Yudas ayat 24-25 yaitu
- Berkuasa menjaga agar jangan tersandung
- Akhirnya Dia membawa kita dengan tidak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan Bapa


Sumber : Khotbah Bpk. Pdt. Larry Nathan Kurniadi, M.A. pada acara ibadah Minggu, 29 Desember 2013 di GBI Aletheia Yogyakarta

Rencana Allah Yang Besar Untuk Kota Kecil Bethlehem (Part 4)

Ini adalah bagian terakhir dari pengajaran firman Tuhan tentang rencana besar Allah untuk kota kecil Bethlehem. Pada bagian ketiga, Rencana Besar Allah untuk Kota Kecil Bethlehem (Part 3), kita telah belajar bahwa Bethlehem merupakan The power of God's promotion. Sekarang kita belajar rencana Allah yang terakhir, apa itu? Yuk, kita lihat bersama-sama.

Bethlehem - The Power of The Bread of Life
Arti dari nama "Bethlehem" adalah rumah roti, sedangkan arti dari nama "Efrata" adalah berbuah lebat. Dengan kata lain, arti dari nama Bethlehem Efrata adalah rumah roti yang berlimpah-limpah (Mikha 5 : 1). Roti menggambarkan makanan yang merupakan kebutuhan pokok manusia yang sangat penting. Dalam Yohanes 6, tertulis bagaimana Yesus menyatakan kuasa-Nya dengan memberi makan lebih dari 5000 orang hanya melalui 5 ketul roti dan 2 ekor ikan. Tak lama setelahnya, Yesus bersabda : "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi." (Yohanes 6 : 35)

Dalam hidupnya manusia selalu lapar dan haus akan sesuatu, dan dunia selalu menawarkan berbagai hal untuk penawar rasa lapar dan dahaga itu. Hanya saja sayangnya, apa yang dunia tawarkan tidak bisa untuk memuaskan lapar dan dahaga manusia dalam arti yang sebenarnya. Ahli matematika Perancis, Blaise Pascal pernah berkata, "Dalam hati manusia ada satu tempat kosong yang tidak bisa diisi oleh harta benda dan kesenangan duniawi. Vacuum hati itu hanya bisa diisi dengan Roti dan Air Hidup dari Sorga yang hanya ada di dalam diri Yesus, Savior of The World. Bethlehem mengingatkan kita tentang "The power of bread of life" yang bisa membuat hati manusia menjadi tenang, teduh dan dipuaskan.

Sumber : Khotbah Bpk. Pdt. Larry Nathan Kurniadi, M.A. pada acara ibadah Minggu, 22 Desember 2013 di GBI Aletheia Yogyakarta