Minggu, 28 Desember 2014

Taat dan Setia Kepada Tuhan

Jujur aja nih, kemarin minggu pas mau pelayanan choir ibadah sore di GBI Aletheia kondisi suasana hati sedang tidak bagus. Awalnya memang sedang tidak mood dengan pelayanan ditambah lagi siangnya bertengkar sama istri saat diajari nyetir mobil tp suka ngeyel hehehe...Sempet kepikiran untuk tidak ikut pelayanan dulu, namun akhirnya sampai di rumah pukul 14.00 WIB istri langsung tidur siang dan saya merenung dan berdoa serta mohon ampun pada Tuhan untuk semua hal negatif yang telah saya pikirkan dan bahkan lakukan.

Sebelum berangkat ke gereja saya sempatkan untuk meminta maaf kepada istri karena telah bertengkar dengannya untuk hal yang sepele. Akhirnya sore kemarin saya dan istri bisa pelayanan choir dengan hati yang gembira dan penuh sucakita dalam memuji Tuhan. Tapi ada satu hal yang saya kelewatan dan kebetulan disinggung di dalam khotbah oleh Bapak Pdt. Hengky, yaitu mengenai persembahan perpuluhan. Karena terburu-buru, saya lupa untuk mempersiapkan perpuluhan untuk minggu ini, itu berarti minggu depan saya harus mempersiapkan perpuluhan saya untuk periode 2 minggu. Persembahan perpuluhan bagi saya sangat penting, karena apa yang saya terima saat ini semuanya semata-mata adalah karena berkat dari Tuhan dan wajib bagi saya untuk mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan. Tuhan ibaratnya adalah Investor yang menanamkan sahamnya pada hidup kita dan Ia berhak untuk menerima bagian-Nya. Jangan sekali-kali kita berbuat curang dengan "mencuri" apa yang seharusnya menjadi milik Tuhan. Dari 100% yang kita hasilkan, yang 90% boleh kita nikmati, sedangkan yang 10% harus kita kembalikan kepada Tuhan, dan yang harus kita ketahui adalah bahwa yang 10% tersebut ibaratnya seperti benih untuk kita tabur kembali sehingga di waktu yang akan datang kita masih bisa menuai. Tetapi jika 100%-nya kita habiskan semua, maka tidak ada lagi benih untuk ditabur dan tidak ada lagi masa menuai.

Hari minggu ini saya memang lupa, tapi saya berjanji untuk membayarnya pada minggu yang akan datang. Dan hebatnya saat kita baru berjanji saja, Tuhan sudah membukakan berkatnya secara luar biasa pada hari ini. Coba bayangkan jika saya taat setiap minggunya. Semoga ini bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua, bahwa perpuluhan bukanlah "persembahan sukarela" melainkan kewajiban kita kepada Tuhan sebagai "Investor" bagi hidup kita. Amin

Kamis, 18 Desember 2014

Apakah Jadi Orang Kristen Itu Enak?

Saat kita berkata bahwa keselamatan yang kita terima adalah semata-mata karena Anugerah Tuhan, bukan akibat sebab perbuatan kita, maka banyak orang akan berkata, "Enak banget jadi orang Kristen, ke gereja cuma seminggu sekali, tidak kebanyakan aturan, gak harus sibuk mengumpulkan pahala, sudah dapat jaminan masuk surga. Dasar bodoh, mau-maunya percaya doktrin gituan, kalau kita tidak banyak-banyak berbuat baik, mana bisa kita masuk surga."

Sekarang dipikir, kalau kita mau hitung-hitungan dosa dan pahala, kira2 berat yang mana, dosa atau pahala kita? Jelas jauh lebih berat dosa kita, bukan? sehingga kalau aturannya adalah "neraca dosa" maka sudah pasti kita semua akan dilemparkan ke dalam api neraka. Oleh karena itulah Tuhan memberikan solusi kepada kita, sebuah rencana indah yang Tuhan sediakan yaitu penumpahan darah oleh Yesus diatas kayu salib Golgota sebagai penebusan semua dosa-dosa manusia. Kita akan menerima anugerah keselamatan tersebut dengan syarat "percaya kepada Yesus" sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita semua.

Lalu orang akan berkata lagi, "Masa hanya dengan percaya saja bisa selamat, enak banget?". Ya, Tuhan memang hanya meminta kita "percaya kepada-Nya", tapi apakah kita tahu makna dan konsekuensi dari "percaya" tersebut? Bukan berarti kita hanya cukup berkata bahwa kita percaya, lalu kita berbuat dosa seenaknya. Konsekuensi dari "percaya" diatas adalah kita harus bisa hidup seturut dengan kehendak Kristus, kita harus bisa menunjukkan bahwa Kristus hidup di dalam hati kita. Jika kita berbuat baik, beramal, bersedekah, berpuasa, dll. itu bukanlah untuk mengumpulkan pahala agar kita diselamatkan, melainkan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan bahwa hidup kita telah diselamatkan oleh-Nya.

Disinilah letak point pentingnya yaitu Menjalani Hidup Dengan Baik Bukan Untuk Diselamatkan, Melainkan Sebagai Ucapan Syukur Karena Telah Diselamatkan. GBU

Rabu, 03 Desember 2014

Empat Hal Yang Tidak Bisa Dilakukan Oleh Tuhan

Judul di atas terdengar sangat aneh ya, bukannya Tuhan itu maha kuasa dan bisa melakukan segala hal, bahkan hal yang terkesan mustahil sekalipun bisa dilakukan oleh Tuhan lho, lalu apa yang tidak bisa dilakukan oleh Tuhan. Disini kita akan belajar bahwa ada setidaknya empat hal yang tidak bisa dilakukan oleh Tuhan, yaitu :
  1. Tuhan tidak bisa membiarkan orang menabur seenaknya tanpa menuai
    Di dalam Galatia 6 : 7 - 8, Rasul Paulus menjelaskan tentang hukum tabur tuai ini. Ini adalah sebuah hukum yang pasti. Tuhan tidak akan membiarkan orang menabur tetapi tidak menuai. Pertanyaannya : Jika memang ada hukum tabur tuai, mengapa ada banyak orang yang berbuat dosa dan kejahatan seenaknya namun sepertinya tidak mendapatkan hukuman apa-apa? Jawabannya ada di dalam Pengkhotbah 8 : 11, "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat."

    Jelasnya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan orang menabur tetapi tidak menuai, akan ada hari payday (hari pembayaran) dimana kelak semua orang yang berbuat jahat akan berdiri di hadapan Takhta Allah yang disebut Takhta Putih Besar, dan pada saat itulah semua orang akan mendapatkan ganjaran atas segala perbuatannya.
  2. Tuhan tidak bisa menyelamatkan orang yang menolak untuk menerima anugerah-Nya
    Tuhan sudah menyediakan kasih karunia pengampunan dosa yang membawa pada keselamatan, dan bagian manusia adalah Mau percaya dan menerima anugerah Tuhan yang sangat indah tersebut. Lalu bagaimana jika manusia tidak mau percaya dan menolak kasih karunia yang ditawarkan kepadanya? Jika begitu, maka Allah tidak bisa menyelamatkan orang tersebut. Keselamatan hanya diberikan kepada orang yang mau menerimanya saja. (Roma 10 : 9 -10)
  3. Tuhan tidak bisa mengingat dosa manusia yang telah diampuni-Nya
    Berkali-kali di dalam Alkitab, Allah menyatakan tentang kebenaran yang sangat indah dan memberikan kelegaan bagi kita semua. Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini. Yesaya 44 : 22, "Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup", dan juga Mikha 7 : 18 - 19, "Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."

    Contohnya adalah Saulus yang dulu tangannya berlumuran darah orang-orang Kristen, namun akhirnya bertobat setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan ke Damascus, dan kemudian menjadi Rasul Paulus yang dipakai secara luar biasa oleh Tuhan. Kemanakah dosa-dosa masa lalunya? Sudah diampuni dan sudah tidak diingat lagi oleh Tuhan.
  4. Tuhan tidak bisa berhenti mencintai kita semuaSebelum kita mengenal Yesus, Ia sudah lebih dulu mengasihi kita - Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5 : 8). Masih ingatkah dengan kisah anak yang hilang? Alkitab memberikan sebuah bukti ekstrem yang teramat jelas bahwa Allah tidak bisa berhenti mengasihi manusia walaupun ada begitu banyak dosa yang diperbuatnya.

Senin, 01 Desember 2014

Kemalasan Dapat Mendatangkan Kemiskinan

Tuhan sangat membenci kemalasan, karena kemalasan dapat mendatangkan kemiskinan. Di dalam Alkitab terdapat banyak ayat yang menunjukkan bahwa sikap malas akan membuat orang menjadi serba kekurangan seperti pada Amsal 19 : 15, "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar" dan Amsal 10 : 4, "Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." Ini dapat kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari, adakah kita bisa menemukan orang yang malas tetapi berhasil dalam hidupnya? saya rasa tentu mustahil bukan.

Seseorang yang malas biasanya suka sekali menunda-nunda dalam melakukan pekerjaan maupun tugasnya sehingga akhirnya pekerjaan itu terus menumpuk dan ia menjadi semakin malas untuk menyelesaikannya. Hal kemalasan juga berlaku di dalam hal hidup kerohanian kita, jika kita malas untuk berdoa dan bersekutu, membaca Firman Tuhan, malas ke gereja, dll. tentu iman kita akan menjadi "miskin" dan kemalasan seperti ini dapat juga dikategorikan sebagai suatu kejahatan. Matius 25 : 26, 30 - "Maka jawab tuannya itu: hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat dimana aku tidak menabur dan memungut dari tempat dimana aku tidak menanam?...Dan campakkkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Disana akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Lalu bagaimanakah caranya agar kita terhindar dari sikap yang malas? Jawabannya adalah kita harus melatih kedisiplinan hidup kita dan selalu berusaha lebih keras lagi, jangan suka menunda-nunda suatu pekerjaan supaya tidak semakin menumpuk, begitupun di dalam kehidupan rohani kita, mendisiplinkan diri untuk rutin berdoa dan membaca serta merenungkan Firman Tuhan akan membuat iman kita menjadi lebih "kaya" di hadapan Tuhan. Kemalasan dan kelambanan akan membawa kita pada kegagalan, dan sebaliknya sikap yang rajin dan disiplin akan membawa kita menjadi orang yang sukses.

Cara Terbaik Memberikan Kesaksian Tentang Kebaikan Tuhan

Sebagai orang kristen kita seringkali bersaksi tentang kebaikan dan pertolongan Tuhan di dalam kehidupan kita, kita bisa bersaksi bahwa Tuhan telah menyelamatkan hidup kita dari bencana, bersaksi bahwa Tuhan memberkati kehidupan ekonomi kita, dan juga bersaksi tentang segala hal yang Tuhan perbuat dalam kehidupan kita. Kita bisa saja merangkai kata-kata yang bagus dalam menyampaikan kesaksian kita, tapi tahukah kita bahwa sikap hidup dan tindakan kita bisa lebih "berbicara" sebagai kesaksian tentang kebaikan Tuhan dibandingkan dengan hanya sekedar untaian kata-kata yang manis.

Tujuan dari sebuah kesaksian adalah menyatakan kebaikan atau pertolongan Tuhan dalam hidup kita kepada orang-orang di sekitar agar mereka yang mendengar, baik itu yang sudah percaya maupun yang belum mengenal Yesus bisa mengalami pertumbuhan iman dan percaya akan kuasa Tuhan yang masih terus terjadi pada masa sekarang ini. Namun yang terpenting dari sebuah kesaksian adalah "bukti nyata" yang tampak dalam kehidupan kita. Adalah aneh jika kita bersaksi bahwa hidup kita telah diselamatkan dan kita telah mengalami pemulihan, namun dalam kesehariannya hidup kita masih jauh dari kata benar. Orang-orang disekitar kita akan lebih percaya dengan "kondisi yang sesungguhnya terjadi" dibandingkan dengan kata-kata kesaksian kita yang begitu manis. Oleh karena itu, mari kita buat sikap hidup yang mencerminkan Roh Kudus tinggal di dalam hati kita, agar dunia tahu bahwa orang yang percaya kepada Yesus memiliki sikap hidup yang menjadi terang bagi sekitarnya.

Matius 5:16, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."