Kamis, 21 November 2013

Tuhan Yesus Tidak Pernah Berhutang

Saya ingin menceritakan beberapa kejadian beberapa waktu yang lalu yang sungguh membuat saya takjub. Cerita dimulai pada tanggal 11 oktober 2013, saya mendapat pengumuman bahwa pada tanggal 14-15 Oktober 2013 sekolah anak saya diliburkan untuk memperingati hari raya Idul Adha. Saya sungguh senang sekali dan langsung bilang ke suami dan mengungkapkan keinginan saya untuk berlibur ke sebuah hotel di daerah kaliurang supaya kami bisa refreshing dan menikmati kenyamanan disana, namun suami saya menolak dengan alasan sayang uangnya untuk liburan ke hotel. Akan lebih baik dan bermanfaat bila uang tersebut dipakai untuk yang lain. Saya pun berpikir, benar juga dan saya pun tidak marah pada suami.

Pada Sabtu pagi 12 Oktober 2013 seperti biasa kami mengantar anak-anak ke sekolah. Setelah itu suami mengajak untuk belanja kebutuhan makanan bagi anak-anak panti asuhan. Siang harinya dia langsung mengantar makanan yang kami belanjakan tersebut itu ke panti asuhan. Kami memang senang berbagi buat mereka karena bagi kami, mereka juga sudah seperti anak-anak kami sendiri. Keajaiban terjadi, di hari Sabtu itu toko kami sangat ramai pembeli. Sampai-sampai toko baru tutup pukul 18.30, padahal biasanya kami tutup paling lama pukul 17.30. Penjualan kami di hari itu, sudah melebihi target harian penjualan, lebih dari 2x lipat. How great You're God. Sungguh Dasyat. Saya tetap heran dengan pekerjaanMu Tuhan...Thanks Jesus

Hari Minggu, seperti biasa kami sekeluarga beribadah di gereja GBI Aletheia dan pulangnya langsung piknik ke Kaliurang karena itu memang tempat favorit saya dan anak-anak karena selain murah juga anak-anak bisa bermain sepeda dengan bebas disana. Tapi sayangnya suami saya tidak begitu suka piknik disana, tapi puji Tuhan dia selalu berusaha menunjukkan bahwa dia ikut menikmati kebersamaan bersama keluarga, meski di tempat yang bukan favoritnya.

Senin, 14 Oktober 2013 sore, tiba-tiba ibu saya menelepon dan mengabarkan bahwa saudaranya dari Semarang yang sedianya mau liburan di Jogja tidak jadi datang karena sedang sakit masuk rumah sakit. Padahal saudaranya itu sudah memesan kamar di hotel Melia Purosani dan sudah lunas dibayar. Ibu meminta supaya kami sekeluarga menginap disana malam itu. Betapa kami surprise mendengar kabar itu. Kami akhirnya dapat liburan di hotel tanpa mengeluarkan biaya serupiahpun. Terutama anak-anak, mereka sangat bahagia menikmati fasilitas hotel. Kami sungguh mengucap syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya. Dia tahu kalau kami ingin liburan di hotel dan Dia memberikannya bahkan dengan kelas kamar yang lebih dari yang kami harapkan. Dia benar-benar tidak mau berhutang kepada kami. Suatu cara yg membuat saya dan suami sangat takjub, sampe mau nangis (lebay ya, tapi bener lho...). Terimakasih Tuhan Yesus...

Hari Selasa. Suami saya mau ke toko Mirota dengan misi untuk membeli celana baru karena sekarang celananya banyak yang kedodoran akibat program dietnya sukses besar. Sampai disana, dia tidak jadi membeli karena lagi-lagi dengan alasan sayang uangnya. Tapi pada malam harinya sepulang dari komsel bersama teman-temannya di Ayam Wong Jowo (sebelah Paparon's Pizza), dia membeli 1 pizza untuk kami sekeluarga dan 2 pizza untuk anak-anak panti asuhan. Malam itu saya bangga kepada suami saya. Beli celana baru untuk dirinya sendiri, dia bilang sayang uangnya. Tp utk memberi kepada anak-anak panti asuhan, dia tidak perlu berpikir panjang. Kalau bukan Tuhan yang memberi hati seperti itu, siapa lagi? Terimakasih Tuhan sudah memberikan suami seperti itu. I love u so much, Dedy...Pada hari Rabu, toko kembali buka. Puji Tuhan, omzet penjualan sprei yang Tuhan berikan luar biasa lagi. Lebih tinggi dari hari Senin yg lalu. Sungguh luar biasa pemeliharaanNya. Itulah yang saya renungkan, sekalipun Tuhan tidak pernah berhutang pada kami.

Amsal 19:17 berkata: Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.Firman Tuhan itu Ya dan Amin. Dia tidak pernah menepati janjiNya.

Mazmur 37:25-26  berkata:  Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. Kiranya catatan saya ini dapat menginspirasi bagi yang membacanya. Jadilah berkat bagi sesama kita. Begitu banyak orang2 di sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Membantu tidak perlu menunggu kaya dulu. Saya pun dulu orang miskin, kesulitan ekonomi. Sampai-sampai saya pun pernah yang mengalami kelaparan dan hutang yang menumpuk. Kalau Tuhan sudah memberkati saya sekeluarga dengan melimpah, memulihkan kehidupan kami, Tuhan pun juga pasti bisa memberkati dan memulihkan kehidupanmu. Keajaiban Tuhan , masih terjadi.

Ingatlah kisah seorang janda miskin yang memberi persembahan hanya 2 peser, 1 duit. Namun Tuhan meninggikannya dengan mengatakan bahwa janda ini memberi lebih banyak daripada semua orang. Mengapa? Karena ia memberi bukan dari kelimpahannya, namun dari kekurangannya, semua yang ada padanya. Note: Kekayaan dan berkat yang Tuhan berikan, tetap boleh untuk kita nikmati. Tapi gunakan semua yang Tuhan beri itu untuk kemuliaan-Nya. Ada 2 lagu yang menginspirasi saya: 

- Kalau ku hidup, ku hidup bagiMu
- Berikan ku hati sperti hati Mu, yang penuh dengan belas kasihan

Segala kemuliaan bagi Tuhan. Tuhan memberkati kita semua ^o^

2 komentar:

  1. Keterangan stlh ayat Amsal 19:17 sptnya ada kata "lalai" yg kurang. Seharusnya ditulis: Dia tidak pernah lalai menepati janjiNya. Betul tdk?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama. Saya sampai buka ayatnya. Ternyata itu bukan ayat Alkitab tapi tulisan dari penulisnya. Mohon penulis agar dapat memperbaiki karena kesalahannya sangat mengganggu

      Hapus