Saya ingin menceritakan beberapa kejadian beberapa waktu yang lalu yang sungguh membuat saya takjub. Cerita dimulai pada
tanggal 11 oktober 2013, saya mendapat pengumuman bahwa pada tanggal 14-15 Oktober 2013 sekolah anak saya diliburkan
untuk memperingati hari raya Idul Adha. Saya sungguh senang sekali dan langsung
bilang ke suami dan mengungkapkan keinginan saya untuk berlibur ke sebuah hotel di daerah kaliurang supaya kami
bisa refreshing dan menikmati kenyamanan disana, namun suami saya menolak
dengan alasan sayang uangnya untuk liburan ke hotel. Akan lebih baik dan
bermanfaat bila uang tersebut dipakai untuk yang lain. Saya pun
berpikir, benar juga dan saya pun tidak marah pada suami.
Pada
Sabtu pagi 12 Oktober 2013 seperti biasa kami mengantar anak-anak ke sekolah. Setelah itu suami mengajak untuk belanja kebutuhan makanan bagi
anak-anak panti asuhan. Siang harinya dia langsung mengantar makanan yang kami belanjakan tersebut itu ke panti asuhan. Kami
memang senang berbagi buat mereka karena bagi kami, mereka juga sudah seperti anak-anak kami
sendiri. Keajaiban terjadi, di hari Sabtu itu toko kami sangat ramai
pembeli. Sampai-sampai toko baru tutup pukul 18.30, padahal biasanya
kami tutup paling lama pukul 17.30. Penjualan kami di hari itu, sudah
melebihi target harian penjualan, lebih dari 2x lipat. How great You're
God. Sungguh Dasyat. Saya tetap heran dengan pekerjaanMu Tuhan...Thanks Jesus
Hari Minggu, seperti biasa kami sekeluarga beribadah di gereja GBI Aletheia dan pulangnya langsung
piknik ke Kaliurang karena itu memang tempat favorit saya dan anak-anak karena
selain murah juga anak-anak bisa
bermain sepeda dengan bebas disana. Tapi sayangnya suami saya tidak
begitu suka piknik disana, tapi puji Tuhan dia selalu berusaha menunjukkan bahwa dia ikut menikmati
kebersamaan bersama keluarga, meski di tempat yang bukan favoritnya.
Senin, 14 Oktober 2013 sore, tiba-tiba ibu saya menelepon dan mengabarkan bahwa saudaranya dari Semarang yang sedianya mau liburan di
Jogja tidak jadi datang karena sedang sakit masuk rumah sakit. Padahal
saudaranya itu sudah memesan kamar di hotel Melia Purosani dan sudah lunas dibayar. Ibu meminta supaya kami sekeluarga
menginap disana malam itu. Betapa kami surprise mendengar kabar itu.
Kami akhirnya dapat liburan di hotel tanpa mengeluarkan biaya serupiahpun. Terutama anak-anak, mereka sangat bahagia menikmati fasilitas hotel.
Kami sungguh mengucap syukur kepada Tuhan atas kebaikan-Nya. Dia tahu
kalau kami ingin liburan di hotel dan Dia memberikannya bahkan dengan kelas kamar yang lebih dari yang kami harapkan. Dia benar-benar
tidak mau berhutang kepada kami. Suatu cara yg membuat saya dan suami sangat
takjub, sampe mau nangis (lebay ya, tapi bener lho...).
Terimakasih Tuhan Yesus...
Hari
Selasa. Suami saya mau ke toko Mirota dengan misi untuk membeli celana
baru karena sekarang celananya banyak yang kedodoran akibat program dietnya sukses besar. Sampai disana, dia
tidak jadi membeli karena lagi-lagi dengan alasan sayang uangnya. Tapi pada malam harinya sepulang dari komsel bersama teman-temannya di
Ayam Wong Jowo (sebelah Paparon's Pizza), dia membeli 1 pizza untuk
kami sekeluarga dan 2 pizza untuk anak-anak panti asuhan. Malam itu saya bangga kepada suami saya. Beli
celana baru untuk dirinya sendiri, dia bilang sayang uangnya. Tp utk
memberi kepada anak-anak panti asuhan, dia tidak perlu berpikir panjang. Kalau bukan Tuhan
yang memberi hati seperti itu, siapa lagi? Terimakasih Tuhan sudah
memberikan suami seperti itu. I love u so much, Dedy...Pada hari Rabu, toko
kembali buka. Puji Tuhan, omzet penjualan sprei yang Tuhan berikan luar biasa lagi. Lebih
tinggi dari hari Senin yg lalu. Sungguh luar biasa
pemeliharaanNya. Itulah yang saya renungkan, sekalipun Tuhan tidak pernah
berhutang pada kami.
Amsal 19:17 berkata: Siapa menaruh belas
kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas
perbuatannya itu.Firman Tuhan itu Ya dan Amin. Dia tidak pernah menepati
janjiNya.
Mazmur 37:25-26 berkata: Dahulu aku muda,
sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar
ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh
belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi
berkat. Kiranya catatan saya ini dapat menginspirasi bagi yang
membacanya. Jadilah berkat bagi sesama kita. Begitu banyak orang2 di
sekitar kita yang membutuhkan uluran tangan kita. Membantu tidak perlu
menunggu kaya dulu. Saya pun dulu orang miskin, kesulitan ekonomi.
Sampai-sampai saya pun pernah yang mengalami kelaparan dan hutang yang
menumpuk. Kalau Tuhan sudah memberkati saya sekeluarga dengan melimpah,
memulihkan kehidupan kami, Tuhan pun juga pasti bisa memberkati dan
memulihkan kehidupanmu. Keajaiban Tuhan , masih terjadi.
Ingatlah kisah
seorang janda miskin yang memberi persembahan hanya 2 peser, 1 duit.
Namun Tuhan meninggikannya dengan mengatakan bahwa janda ini memberi
lebih banyak daripada semua orang. Mengapa? Karena ia memberi bukan dari
kelimpahannya, namun dari kekurangannya, semua yang ada padanya. Note:
Kekayaan dan berkat yang Tuhan berikan, tetap boleh untuk kita nikmati.
Tapi gunakan semua yang Tuhan beri itu untuk kemuliaan-Nya. Ada 2 lagu yang
menginspirasi saya:
- Kalau ku hidup, ku hidup bagiMu
- Berikan ku hati sperti hati Mu, yang penuh dengan belas kasihan
Segala kemuliaan bagi Tuhan. Tuhan memberkati kita semua ^o^
Keterangan stlh ayat Amsal 19:17 sptnya ada kata "lalai" yg kurang. Seharusnya ditulis: Dia tidak pernah lalai menepati janjiNya. Betul tdk?
BalasHapusSama. Saya sampai buka ayatnya. Ternyata itu bukan ayat Alkitab tapi tulisan dari penulisnya. Mohon penulis agar dapat memperbaiki karena kesalahannya sangat mengganggu
Hapus