Jumat, 29 November 2013

Ratusan Pita Kuning Sebagai Tanda Cinta dan Pengampunan yang Tulus

Ada sebuah kisah cinta yang cukup terkenal, mungkin beberapa sahabat sudah pernah mendengarnya, tapi saya suka sekali dengan kisah ini, jadi tidak ada salahnya kalau sekarang saya share supaya bisa menjadi berkat dan inspirasi bagi kita semua.

Cerita ini didasari oleh kisah nyata. Cerita bermula dari seorang pria yang berasal dari suatu daerah di Georgia - Amerika yaitu area White Oak. Pria ini telah menikah dengan seorang wanita cantik dan telah memiliki anak. Namun sangat disayangkan ternyata pria ini memiliki jalan hidup yang tidak baik, dia lebih mementingkan diri dan kesenangan pribadinya tanpa peduli pada anak dan istrinya, setiap hari ia selalu pulang larut malam dan bahkan hingga dini hari dalam keadaaan mabuk, selain itu akibat pengaruh alkohol, dia seringkali tidak mampu mengontrol dirinya sehingga memukuli istri maupun anak-anaknya.

Akhirnya rumah tangganya pun diambang kehancuran, hingga pada suatu malam ia memutuskan untuk pergi seorang diri ke New York dengan berbekal uang hasil mencuri tabungan milik istrinya. Disana, pria ini mencoba peruntungan dengan berbisnis dengan rekan-rekan barunya yang membuatnya semakin terjerumus di dalam kehidupan liar kota megapolitan, karena sambil terus berbisnis, ia juga menghambur-hamburkan uangnya untuk berjudi, membayar pelacur dan juga untuk mabuk-mabukan.

Setelah berjalan beberapa tahun tanpa sedikitpun memberi kabar kepada istri dan anak-anaknya, ia semakin dalam terjerumus dalam lembah kelam. Bisnisnya mengalami kemunduran dan hasilnya tidak bisa untuk mencukupi gaya hidupnya yang sudah terlanjur glamour, sehingga pada suatu titik akhirnya ia mengalami kebangkrutan dan terlilit hutang dalam jumlah yang sangat besar. Akhirnya, ia memutuskan untuk mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang yang banyak dengan cara melakukan suatu tindakan penipuan melalui cek palsu. Namun malang tak dapat ditolak karena akhirnya modusnya tercium aparat kepolisian dan iapun akhirnya tertangkap dan dijerat dengan hukuman penjara selama tiga tahun.

Hukuman tersebut dijalaninya dengan baik, dan menjelang akhir masa tahanan, ia mulai merasa rindu akan istri dan anak-anaknya. Walaupun awalnya merasa takut dan tidak layak, namun akhirnya ia berhasil mengumpulkan keberaniannya untuk menulis sepucuk surat kepada istrinya. Dalam surat ini pertama-tama ia mengucapkan penyesalan yang amat mendalam atas semua kesalahan yang telah dibuatnya, dan merasa sangat merindukan istri dan anak-anaknya serta berharap mendapat kesempatan lagi untuk membina keluarga yang harmonis dengan istrinya tersebut. Surat tersebut berbunyi "Istriku, engkau tidak perlu menungguku. Namun jika engkau masih menginginkan aku untuk kembali, berikanlah tanda kepadaku dengan mengikat sehelai pita kuning pada pohon ek yang ada di pusat kota. Jika nanti aku lewat disana dan tidak menemukan pita kuning tersebut, tidak apa-apa. Aku tidak akan turun dari bis dan aku akan meneruskan perjalananku ke Miami. Aku berjanji tidak akan menggangu kehidupan kalian lagi." itulah secuil ringkasan dari suratnya tersebut.

Hingga akhirnya hari pembebasan itu tiba, si pria segera naik bis dengan tujuan untuk kembali ke kampung halamannya. Ia tidak tahu apakah surat yang dikirimkannya tersebut sudah diterima istrinya, dan apakah istrinya bersedia untuk memaafkannya atau tidak. Di sepanjang perjalanan, ia merasa sangat gelisah dan kemudian bercerita kepada sopir bis dan meminta untuk menjalankan bisnya pelan-pelan saat berjalan memasuki pusat kota White Oak yang terdapat sebuah pohon ek. Seluruh penumpang di dalam bis juga akhirnya larut dalam ceritanya dan banyak yang memberikan dukungan kepadanya.

Saat bis mulai memasuki kota White Oak, pria ini semakin gelisah dan raut wajahnya terlihat semakin tegang. Namun yang terjadi sungguh diluar dugaannya dan membuat air matanya menetes tanpa henti disaat ia melihat ratusan pita kuning bergelantungan pada sebuah pohon ek. Seluruh penumpang yang ikut-ikutan tegang akhirnya bisa bernafas lega dan kemudian bersorak gembira, mereka ikut berbahagia dan mengantarkan pria tersebut yang disambut dengan kehangatan cinta dari istri dan anak-anaknya. Karena perasaan haru yang amat sangat, akhirnya sopir bis tersebut menelepon surat kabar New York Post untuk memuat kisah yang sungguh mengharukan tersebut. Dan yang lebih menarik lagi adalah ternyata di dalam bis tersebut juga terdapat seorang penulis lagu yang akhirnya terinspirasi untuk menulis sebuah lagu berdasarkan kisah tersebut, hingga akhirnya pada bulan February 1973 lagu tersebut meledak di pasaran dan menjadi hits. Judul lagu tersebut adalah “Tie a Yellow Ribbon Arround the Old Oak Tree".

Sungguh melalui cerita ini kita bisa melihat kebesaran hati yang laur biasa dari seorang istri yang telah disia-siakan sekian lama. Bagaimana ia bisa memberikan pengampunan yang tulus kepada suaminya. Semoga cerita ini bisa menjadi berkat bagi kita semua...:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar