Didalam alkitab, kita sering menjumpai mujizat-mujizat yang dilakukan Tuhan, antara lain :
- Yesus membangkitkan Lazarus yang telah mati selama 4 hari.
- Nabi Elia menahan hujan selama 3,5 tahun.
- Sarah yang telah berusia 90 tahun bisa melahirkan anak.
Namun ada juga kondisi dimana Tuhan tidak melakukan mujizat untuk menolong umatnya, misalnya Rasul Yakobus dibunuh dengan pedang (Kis. Rasul 12 : 1-2). Atau pada saat Stefanus dilempari batu sampai mati (Kis. Rasul 7 : 54-60).
Untuk menghadapi kondisi seperti ini kita harus mempunyai sikap hati yang benar bahwa ada atau tidak ada mujizat, kita harus tetap beriman kepada Tuhan. Contoh yang bisa kita lihat di dalam alkitab adalah kisah Sadrakh, Mesakh, dan Abednego. Saat raja Nebukadnezar memaksa mereka untuk menyembah patung, mereka menolaknya, maka mereka akhirnya harus menerima konsekuensi untuk dihukum dibakar hidup-hidup di dalam dapur api. Pada saat-saat terakhir, raja Nebukadnezar masih memberi kesempatan kepada mereka untuk menyembah patung itu namun mereka dengan tegas menolak dan menjawab yang intinya : Jika Allah kami yang kami puja mau melakukan mujizat, tentu kami sangat bersyukur, namun apabila tidak ada mujizat, tetaplah kami beriman kepada Allah kami. Akhir dari kisah ini tentu saja sudah kita ketahui bahwa Allah melakukan mujizatnya untuk menyelematkan mereka. Kisah yang hampir sama bisa kita lihat pada kisah Nabi Habakuk.
Habakuk 3:17-19. Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. Allah Tuhanku itu kekuatanku, Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku
Jawaban dari judul diatas adalah Tuhan tidak selalu mengadakan mujizatnya, namun ada beberapa hal yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita di masa kini yakni :
Habakuk 3:17-19. Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. Allah Tuhanku itu kekuatanku, Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku
Jawaban dari judul diatas adalah Tuhan tidak selalu mengadakan mujizatnya, namun ada beberapa hal yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita di masa kini yakni :
- Kita tetap percaya bahwa mujizat masih terjadi pada akhir jaman ini.
- Selalu mendekatkan diri pada Allah, karena dari situlah sumber kekuatan kita untuk hidup menghadapi pelbagai tantangan.
- Ada atau tidak ada mujizat, iman kita tidak boleh goyah. Karena orang benar hidup bukan karena melihat mujizat, tetapi hidup karena iman (Roma 1 : 17).
- Mujizat yang terbesar sudah diberikan kepada kita semua sebagai anak Tuhan, yakni mujizat keselamatan kekal dari pengobanan Yesus diatas kayu salib untuk menebus semua dosa-dosa kita. Kita yang penuh dengan dosa sebenarnya tidak layak untuk masuk Sorga, namun Kristus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa oleh karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Korintus 5 : 21).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar