Minggu, 28 Desember 2014

Taat dan Setia Kepada Tuhan

Jujur aja nih, kemarin minggu pas mau pelayanan choir ibadah sore di GBI Aletheia kondisi suasana hati sedang tidak bagus. Awalnya memang sedang tidak mood dengan pelayanan ditambah lagi siangnya bertengkar sama istri saat diajari nyetir mobil tp suka ngeyel hehehe...Sempet kepikiran untuk tidak ikut pelayanan dulu, namun akhirnya sampai di rumah pukul 14.00 WIB istri langsung tidur siang dan saya merenung dan berdoa serta mohon ampun pada Tuhan untuk semua hal negatif yang telah saya pikirkan dan bahkan lakukan.

Sebelum berangkat ke gereja saya sempatkan untuk meminta maaf kepada istri karena telah bertengkar dengannya untuk hal yang sepele. Akhirnya sore kemarin saya dan istri bisa pelayanan choir dengan hati yang gembira dan penuh sucakita dalam memuji Tuhan. Tapi ada satu hal yang saya kelewatan dan kebetulan disinggung di dalam khotbah oleh Bapak Pdt. Hengky, yaitu mengenai persembahan perpuluhan. Karena terburu-buru, saya lupa untuk mempersiapkan perpuluhan untuk minggu ini, itu berarti minggu depan saya harus mempersiapkan perpuluhan saya untuk periode 2 minggu. Persembahan perpuluhan bagi saya sangat penting, karena apa yang saya terima saat ini semuanya semata-mata adalah karena berkat dari Tuhan dan wajib bagi saya untuk mengembalikan apa yang menjadi milik Tuhan. Tuhan ibaratnya adalah Investor yang menanamkan sahamnya pada hidup kita dan Ia berhak untuk menerima bagian-Nya. Jangan sekali-kali kita berbuat curang dengan "mencuri" apa yang seharusnya menjadi milik Tuhan. Dari 100% yang kita hasilkan, yang 90% boleh kita nikmati, sedangkan yang 10% harus kita kembalikan kepada Tuhan, dan yang harus kita ketahui adalah bahwa yang 10% tersebut ibaratnya seperti benih untuk kita tabur kembali sehingga di waktu yang akan datang kita masih bisa menuai. Tetapi jika 100%-nya kita habiskan semua, maka tidak ada lagi benih untuk ditabur dan tidak ada lagi masa menuai.

Hari minggu ini saya memang lupa, tapi saya berjanji untuk membayarnya pada minggu yang akan datang. Dan hebatnya saat kita baru berjanji saja, Tuhan sudah membukakan berkatnya secara luar biasa pada hari ini. Coba bayangkan jika saya taat setiap minggunya. Semoga ini bisa menjadi bahan perenungan bagi kita semua, bahwa perpuluhan bukanlah "persembahan sukarela" melainkan kewajiban kita kepada Tuhan sebagai "Investor" bagi hidup kita. Amin

Kamis, 18 Desember 2014

Apakah Jadi Orang Kristen Itu Enak?

Saat kita berkata bahwa keselamatan yang kita terima adalah semata-mata karena Anugerah Tuhan, bukan akibat sebab perbuatan kita, maka banyak orang akan berkata, "Enak banget jadi orang Kristen, ke gereja cuma seminggu sekali, tidak kebanyakan aturan, gak harus sibuk mengumpulkan pahala, sudah dapat jaminan masuk surga. Dasar bodoh, mau-maunya percaya doktrin gituan, kalau kita tidak banyak-banyak berbuat baik, mana bisa kita masuk surga."

Sekarang dipikir, kalau kita mau hitung-hitungan dosa dan pahala, kira2 berat yang mana, dosa atau pahala kita? Jelas jauh lebih berat dosa kita, bukan? sehingga kalau aturannya adalah "neraca dosa" maka sudah pasti kita semua akan dilemparkan ke dalam api neraka. Oleh karena itulah Tuhan memberikan solusi kepada kita, sebuah rencana indah yang Tuhan sediakan yaitu penumpahan darah oleh Yesus diatas kayu salib Golgota sebagai penebusan semua dosa-dosa manusia. Kita akan menerima anugerah keselamatan tersebut dengan syarat "percaya kepada Yesus" sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita semua.

Lalu orang akan berkata lagi, "Masa hanya dengan percaya saja bisa selamat, enak banget?". Ya, Tuhan memang hanya meminta kita "percaya kepada-Nya", tapi apakah kita tahu makna dan konsekuensi dari "percaya" tersebut? Bukan berarti kita hanya cukup berkata bahwa kita percaya, lalu kita berbuat dosa seenaknya. Konsekuensi dari "percaya" diatas adalah kita harus bisa hidup seturut dengan kehendak Kristus, kita harus bisa menunjukkan bahwa Kristus hidup di dalam hati kita. Jika kita berbuat baik, beramal, bersedekah, berpuasa, dll. itu bukanlah untuk mengumpulkan pahala agar kita diselamatkan, melainkan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan bahwa hidup kita telah diselamatkan oleh-Nya.

Disinilah letak point pentingnya yaitu Menjalani Hidup Dengan Baik Bukan Untuk Diselamatkan, Melainkan Sebagai Ucapan Syukur Karena Telah Diselamatkan. GBU

Rabu, 03 Desember 2014

Empat Hal Yang Tidak Bisa Dilakukan Oleh Tuhan

Judul di atas terdengar sangat aneh ya, bukannya Tuhan itu maha kuasa dan bisa melakukan segala hal, bahkan hal yang terkesan mustahil sekalipun bisa dilakukan oleh Tuhan lho, lalu apa yang tidak bisa dilakukan oleh Tuhan. Disini kita akan belajar bahwa ada setidaknya empat hal yang tidak bisa dilakukan oleh Tuhan, yaitu :
  1. Tuhan tidak bisa membiarkan orang menabur seenaknya tanpa menuai
    Di dalam Galatia 6 : 7 - 8, Rasul Paulus menjelaskan tentang hukum tabur tuai ini. Ini adalah sebuah hukum yang pasti. Tuhan tidak akan membiarkan orang menabur tetapi tidak menuai. Pertanyaannya : Jika memang ada hukum tabur tuai, mengapa ada banyak orang yang berbuat dosa dan kejahatan seenaknya namun sepertinya tidak mendapatkan hukuman apa-apa? Jawabannya ada di dalam Pengkhotbah 8 : 11, "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat."

    Jelasnya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan orang menabur tetapi tidak menuai, akan ada hari payday (hari pembayaran) dimana kelak semua orang yang berbuat jahat akan berdiri di hadapan Takhta Allah yang disebut Takhta Putih Besar, dan pada saat itulah semua orang akan mendapatkan ganjaran atas segala perbuatannya.
  2. Tuhan tidak bisa menyelamatkan orang yang menolak untuk menerima anugerah-Nya
    Tuhan sudah menyediakan kasih karunia pengampunan dosa yang membawa pada keselamatan, dan bagian manusia adalah Mau percaya dan menerima anugerah Tuhan yang sangat indah tersebut. Lalu bagaimana jika manusia tidak mau percaya dan menolak kasih karunia yang ditawarkan kepadanya? Jika begitu, maka Allah tidak bisa menyelamatkan orang tersebut. Keselamatan hanya diberikan kepada orang yang mau menerimanya saja. (Roma 10 : 9 -10)
  3. Tuhan tidak bisa mengingat dosa manusia yang telah diampuni-Nya
    Berkali-kali di dalam Alkitab, Allah menyatakan tentang kebenaran yang sangat indah dan memberikan kelegaan bagi kita semua. Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini. Yesaya 44 : 22, "Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup", dan juga Mikha 7 : 18 - 19, "Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia? Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan dosa kita ke dalam tubir-tubir laut."

    Contohnya adalah Saulus yang dulu tangannya berlumuran darah orang-orang Kristen, namun akhirnya bertobat setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus dalam perjalanan ke Damascus, dan kemudian menjadi Rasul Paulus yang dipakai secara luar biasa oleh Tuhan. Kemanakah dosa-dosa masa lalunya? Sudah diampuni dan sudah tidak diingat lagi oleh Tuhan.
  4. Tuhan tidak bisa berhenti mencintai kita semuaSebelum kita mengenal Yesus, Ia sudah lebih dulu mengasihi kita - Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5 : 8). Masih ingatkah dengan kisah anak yang hilang? Alkitab memberikan sebuah bukti ekstrem yang teramat jelas bahwa Allah tidak bisa berhenti mengasihi manusia walaupun ada begitu banyak dosa yang diperbuatnya.

Senin, 01 Desember 2014

Kemalasan Dapat Mendatangkan Kemiskinan

Tuhan sangat membenci kemalasan, karena kemalasan dapat mendatangkan kemiskinan. Di dalam Alkitab terdapat banyak ayat yang menunjukkan bahwa sikap malas akan membuat orang menjadi serba kekurangan seperti pada Amsal 19 : 15, "Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar" dan Amsal 10 : 4, "Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya." Ini dapat kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari, adakah kita bisa menemukan orang yang malas tetapi berhasil dalam hidupnya? saya rasa tentu mustahil bukan.

Seseorang yang malas biasanya suka sekali menunda-nunda dalam melakukan pekerjaan maupun tugasnya sehingga akhirnya pekerjaan itu terus menumpuk dan ia menjadi semakin malas untuk menyelesaikannya. Hal kemalasan juga berlaku di dalam hal hidup kerohanian kita, jika kita malas untuk berdoa dan bersekutu, membaca Firman Tuhan, malas ke gereja, dll. tentu iman kita akan menjadi "miskin" dan kemalasan seperti ini dapat juga dikategorikan sebagai suatu kejahatan. Matius 25 : 26, 30 - "Maka jawab tuannya itu: hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat dimana aku tidak menabur dan memungut dari tempat dimana aku tidak menanam?...Dan campakkkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Disana akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Lalu bagaimanakah caranya agar kita terhindar dari sikap yang malas? Jawabannya adalah kita harus melatih kedisiplinan hidup kita dan selalu berusaha lebih keras lagi, jangan suka menunda-nunda suatu pekerjaan supaya tidak semakin menumpuk, begitupun di dalam kehidupan rohani kita, mendisiplinkan diri untuk rutin berdoa dan membaca serta merenungkan Firman Tuhan akan membuat iman kita menjadi lebih "kaya" di hadapan Tuhan. Kemalasan dan kelambanan akan membawa kita pada kegagalan, dan sebaliknya sikap yang rajin dan disiplin akan membawa kita menjadi orang yang sukses.

Cara Terbaik Memberikan Kesaksian Tentang Kebaikan Tuhan

Sebagai orang kristen kita seringkali bersaksi tentang kebaikan dan pertolongan Tuhan di dalam kehidupan kita, kita bisa bersaksi bahwa Tuhan telah menyelamatkan hidup kita dari bencana, bersaksi bahwa Tuhan memberkati kehidupan ekonomi kita, dan juga bersaksi tentang segala hal yang Tuhan perbuat dalam kehidupan kita. Kita bisa saja merangkai kata-kata yang bagus dalam menyampaikan kesaksian kita, tapi tahukah kita bahwa sikap hidup dan tindakan kita bisa lebih "berbicara" sebagai kesaksian tentang kebaikan Tuhan dibandingkan dengan hanya sekedar untaian kata-kata yang manis.

Tujuan dari sebuah kesaksian adalah menyatakan kebaikan atau pertolongan Tuhan dalam hidup kita kepada orang-orang di sekitar agar mereka yang mendengar, baik itu yang sudah percaya maupun yang belum mengenal Yesus bisa mengalami pertumbuhan iman dan percaya akan kuasa Tuhan yang masih terus terjadi pada masa sekarang ini. Namun yang terpenting dari sebuah kesaksian adalah "bukti nyata" yang tampak dalam kehidupan kita. Adalah aneh jika kita bersaksi bahwa hidup kita telah diselamatkan dan kita telah mengalami pemulihan, namun dalam kesehariannya hidup kita masih jauh dari kata benar. Orang-orang disekitar kita akan lebih percaya dengan "kondisi yang sesungguhnya terjadi" dibandingkan dengan kata-kata kesaksian kita yang begitu manis. Oleh karena itu, mari kita buat sikap hidup yang mencerminkan Roh Kudus tinggal di dalam hati kita, agar dunia tahu bahwa orang yang percaya kepada Yesus memiliki sikap hidup yang menjadi terang bagi sekitarnya.

Matius 5:16, "Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Sabtu, 29 November 2014

The Game Is Not Over Yet (Pertandingan Belum Selesai)

Buat sobat penggemar sepakbola tentu tahun tentang dua klub besar asal negara Italia dan Inggris ini. Ya, klub AC Milan (Italia) dan Liverpool (Inggris) pernah bertemu dalam satu pertandingan final Liga Champion Eropa pada tahun 2005 di Istanbul, Turki. Pada akhir babak pertama AC Milan berhasil mengungguli Liverpool dengan skor 3-0. Hampir semua orang (dan bahkan mungkin pemain dan pelatih AC Milan) menganggap pertandingan "sudah selesai" dengan AC Milan tampil sebagai juara. Namun yang terjadi di babak kedua sungguh diluar dugaan, hanya dalam tempo 15 menit Liverpool berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 sehingga pertandingan berlanjut hingga babak tambahan yang tidak merubah skor. Akhirnya pertandingan ditentukan melalui adu pinalty yang membuat Liverpool akhirnya menang 3-2.

Kesimpulannya adalah The game is not over yet, jadi jangan cepat-cepat bersuka cita dulu, tunggu hingga peluit akhir dibunyikan oleh wasit. Begitupun dalam kehidupan kita, kita tidak boleh lengah hingga wasit (Tuhan) meniup peluit akhir pertandingan (mengambil nyawa kita kembali), sehingga kita bisa berkata "Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.' (II Timotius 4 : 7 - 8)

Pelajaran yang bisa kita petik dari kejadian di atas adalah "pertandingan hidup kita belum selesai". Jika saat ini Tuhan ijinkan kita bisa menikmati kesuksesan dan berada di puncak, maka kita tidak boleh sombong dan harus tetap menjaga sikap hidup kita serta selalu bersandar kepada Tuhan. Dan juga sebaliknya, jika hidup kita saat ini sedang terpuruk dan berada di lembah, maka kita harus tetap memupuk harapan akan pertolongan Tuhan, jangan biarkan asa itu sirna. Ketika kita masih hidup dan bernafas itu artinya pertandingan hidup kita belum selesai sehingga kita harus senantiasa terus berkarya dengan positif. Amsal 23 : 18, "Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang."

Dedy Liem

Mengapa Kita Harus Mengampuni?

Firman Tuhan dengan jelas sekali mengajarkan kepada kita untuk memberikan pengampunan kepada orang yang telah menyakiti hati kita. Tidak penting seberapa dalam ia telah menyakiti hati kita, namun jelas sekali Tuhan mengajarkan kepada kita untuk tetap mengampuni. Pertanyaannya mengapa kita harus mengampuni?

Jawabannya adalah karena semua dosa-dosa kita juga telah diampuni oleh pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Tidak peduli seberapa besar dan berat dosa yang telah kita lakukan, jika kita mau datang kepada-Nya dan sungguh-sungguh bertobat, maka darah-Nya yang kudus selalu menyucikan kita kembali.

Yesaya 1 : 18, "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."

Dosa kita yang sedemikian besar dan banyaknya saja masih diampuni oleh Tuhan, masakan kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita? Bisakah kita menghitung berapa dosa yang kita buat setiap harinya?

Matius 6 : 15, "Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Minggu, 02 November 2014

Hanya Ada Satu jalan Menuju Sorga

Seorang guru agama di sebuah SMP mengajarkan bahwa semua agama itu sama, dan Alkitab itu hanyalah sebuah buku yang berisi banyak sekali cerita dongeng. Padahal SMP tersebut adalah sekolah Kristen. "Memang saya lahir dalam keluarga Kristen, dan hidup saya juga benar menurut standar moral dan etika. Saya bahkan tidak merokok. Saat itu saya merasa tidak memerlukan Yesus."

Namun rasa penasaran mendorongnya untuk membaca Alkitab. Dia terhenyak oleh pengakuan Yesus tentang diri-Nya sendiri. Yohanes 14 : 6 menegaskan bahwa tidak ada seorangpun yang datang kepada Allah tanpa melalui Dia (Yesus). Itu membuatnya merenung. Siapakah sebenarnya Yesus ini? Mengapakah Dia berkata begitu? Di tengah ajaran serba relatif yang ia terima, pernyataan ini menawarkan kemutlakan. ia pun kemudian mempelajari isi Alkitab dengan tekun dan akhirnya menyerahkan hidupnya kepada Yesus.

Demi toleransi terhadap penganut agama lain, banyak orang Kristen yang berkompromi. Mereka memandang Yesus sebagai salah satu jalan menuju ke Sorga, tapi bukanlah satu-satunya. Mereka cenderung hanya berbicara tentang pengajaran humanistis yang bersifat universal, agar dapat diterima oleh semua orang apapun agamanya. Akhirnya, semua menjadi bersifat relatif. Prinsip ini jelas melenceng dari isi Alkitab.

Pandangan kita tentang Yesus dipengaruhi oleh sikap kita terhadap Alkitab. Apakah kita sungguh mempercayai Alkitab itu sebagai Firman Allah? Bertekunlah membaca dan mempelajarinya karena segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang keselamatan ada di dalamnya.

Source : Renungan Harian

Rabu, 22 Oktober 2014

Hidup Kudus Di Akhir Zaman



     
Kita sudah sering mendapatkan pengajaran Firman Tuhan mengenai akhir jaman yaitu tentang kedatangan Yuhan Yesus kali yang kedua. Kita semua telah diajarkan bahwa pada saat kedatangan Yesus nanti akan terjadi pengangkatan bagi orang-orang yang percaya kepada Yesus, atau lebih dikenal dengan istilah Rapture. Puji Tuhan, Hollywood pun saat ini sudah mulai menyadari tentang kejadian besar yang akan segera terjadi ini, hal ini dibuktikan dengan diluncurkannya sebuah film yang menceritakan sebuah kejadian besar saat kedatangan Tuhan Yesus kali yang kedua seperti yang dinubuatkan Alkitab. Film berjudul Left Behind ini dibintangi oleh aktor papan atas Hollywood yaitu Nicholas Cage dan menceritakan dengan jelas kondisi dunia sebelum dan setelah terjadinya Rapture. Rapture sendiri berbicara mengenai suatu kejadian yang memiliki dua dampak yaitu 

1    Diangkat ke sorga, bertemu dengan Tuhan Yesus serta orang-orang percaya yang lain, baik yang sudah mati maupun masih hidup dan mengalami proses Rapture. (I Tesalonika 4 : 17)
2    Tertinggal di bumi, mengalami masa Tribulasi dan aniaya besar. Matius 24 : 40 – 41. Bagi orang yang percaya kepda Yesus namun hidupnya jauh dari perintah Tuhan, menjadi Kristen hanya Kristen KTP saja. Yesus yes, tapi dosa jalan terus. Kita tentu tidak mau menjadi bagian dari kelompok ini, karena kelompok ini akan mengalami mengalami ujian yang sangat besar bagi iman mereka, hanya ada dua pilihan yaitu menjadi pengikut iblis, yang berarti mau menerima tanda 666, atau tetap setia dan mengakui Yesus adalah Tuhan tapi dengan konsekuensi yang sangat berat, bisa berupa penyiksaan fisik dan bahkan hingga kematian.

Nah, tentu kita semua ingin menjadi kelompok pertama, yaitu yang diangkat ke Sorga, benar? Ya tentu saja, namun tentu ada syaratnya agar kita bisa menjadi bagian dari kelompok ini, salah satunya adalah Tuhan Yesus meminta kita untuk hidup kudus. Ibrani 12 : 14 – “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan”. Inti dari ayat ini adalah, jika kita ingin melihat Tuhan (dirapture), maka kita harus menjaga kekudusan hidup kita.

Roma 12 : 1 -2, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Mengapa di Alkitab selalu menekankan kita betapa pentingnya menjaga kekudusan tubuh kita? Jawabannya adalah karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus, yang artinya bahwa Roh Kudus itu tinggal dan diam di dalam kita. I Korintus 6 : 19 berkata, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait roh kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” Ya, karena apa yang kita miliki saat ini adalah semuanya milik Tuhan, kecantikan, ketampanan, bahkan kekayaan, itu semua adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga sebaik-baiknya.

Menjaga kekudusan tubuh dibedakan menjadi dua bagian yaitu
1    Tubuh Jasmani
Merawat tubuh dengan baik adalah salah satu cara kita menghormati kehadiran Roh Kudus yang diam di dalam tubuh kita. Dengan tubuh yang sehat, bersih, dan terawat akan mencerminkan siapa diri kita. Merawat tubuh bisa dengan berolahraga, makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, tidak bertatto, dll.
2    Tubuh Rohani
Tubuh rohani adalah hal yang paling penting yang harus kita rawat dan kita jaga dengan baik. Bagaimana cara merawatnya? Caranya  adalah dengan melengkapi diri kita dengan perlengkapan senjata rohani, yaitu
·  Firman Tuhan. Karena dalam Efesus 6 : 17 berkata, “…dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu Firman Allah”. Dengan rajin membaca, mendengar, mempelajari dan memahami Firman Tuhan akan memberikan kita kekuatan untuk menghadapi muslihat dan tipu daya iblis. Kita jadi bisa membedakan antara apa yang benar dan apa yang tidak benar di hadapan Tuhan. 
·  Doa. Doa membuat kita bisa memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, sehingga kita bisa mengetahui isi hati Tuhan, apa yang Tuhan inginkan dari hidup kita.

Dengan rajin berdoa dan membaca Firman Tuhan membuat iman kita semakin bertumbuh, kita semakin bisa membedakan antara yang baik dan yang tidak baik. Tapi itu semua harus kita lakukan dengan kesungguhan hati, bukan hanya sekedar rutinitas semata. Pada saat ini banyak sekali orang yang kelihatannya begitu “rohani”, terkadang kita bisa melihat status mereka di facebook, twitter, BBM, dll., mereka memuji Tuhan, menyebarkan ayat-ayat Firman Tuhan, tetapi dalam kehidupannya sehari-hari masih sangat jauh dari kehendak Tuhan. Mari kita perbaiki diri kita, jaga kekudusan tubuh kita dan bersiap untuk menantikan kedatangan Tuhan Yesus kali yang kedua. Tuhan Memberkati...

Jumat, 17 Oktober 2014

Unguarded Heart - Pentingnya Menjaga Hati dengan Firman Tuhan

Ada suatu cerita dari negeri Cina. Di suatu desa kecil hiduplah seorang janda miskin bernama Siu Lan beserta seorang anak perempunnya yang baru berumur 7 tahun bernama Lie Mei. Mereka hidup sangat miskin dengan mata pencaharian utama adalah membuat dan menjajakan kue-kue di pasar. Kemiskinan dan penderitaan ini tidak membuat Lie Mei anaknya bisa bermanja-manja dengan ibunya. Pada suatu pagi di musim dingin, selesai membuat kue, Siu Lan melihat keranjang untuk menjajakan kuenya mengalami kerusakan berat. Karena itu, ia berniat untuk membeli yang baru dan menyuruh Lie Mei kecil untuk menunggu di rumah dan jangan kemana-mana. Namun sepulangnya dari membeli keranjang, Siu Lan menjadi sangat murka karena melihat pintu rumah tidak terkunci dan Lie Mei sedang pergi entah kemana. Ia marah-marah dan mengutuki putrinya yang tidak tahu diri. Sudah hidup susah tapi kok masih pergi bermain dengan teman-temannya.

Maka, untuk memberi pelajaran pada kelakuan anaknya tersebut, Siu Lan sengaja mengunci pintu rumahnya dan pergi menjajakan kuenya. Sepulangnya ia dari menjajakan kue beberapa jam kemudian, ia sangat kaget begitu menemukan Lie Mei sudah terbaring meringkuk kaku tak bernyawa di depan pintu rumahnya yang dikunci. Siu Lan berteriak-teriak histeris sambil menggoncang-goncangkan tubuh kaku anaknya yang telah mati. Sebongkah penyesalan besar menyesaki dadanya. Tiba-tiba, jatuhlah sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei. Tenyata itu adalah sebungkus bingkisan kecil yang berisi sebuah biskuit yang ditutup dengan kertas usang bertuliskan tulisan tangan anak semata wayangnya tersebut, "Mama sayang, Mama pasti lupa. Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Sengaja aku membelikan biskuit kecil ini sebagai kejutan! Uangku tidak cukup untuk membeli yang besar. Oh ya, semoga Mama tidak marah karena Lie Mei tidak pamit lebih dahulu tadi. Selamat ulang tahun Mamaku tercinta, peluk cium dariku..." Hancurlah hati Siu Lan membaca surat terakhir anaknya tercinta tersebut, dan penyesalanpun datang bergulung-gulung menghantam hatinya.

Inilah sebuah kisah yang memilukan karena orang gagal menjaga hatinya dengan baik. Karena kecenderungan dosa, hati manusia menjadi cemar, tidak lagi terjaga dengan baik. Akibat pertahanan yang terbuka, segala polusi dan racun hati mudah sekali masuk. Kemarahan, ketidaksabaran, ketakutan, cepat berburuk sangka, berpikiran negatif, membalas dendam, dan berbagai polusi hati mudah memasuki hati manusia. Jika emosi sudah sampai di ubun-ubun, manusia seringkali melakukan hal-hal yang konyol.

Sebab itu, Amsal 4 : 23 ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga hati kita. Menjaga hati adalah suatu perbuatan yang disengaja , dikondisikan dan harus dilakukan setiap waktu dimanapun kita berada dan kapanpun kita ada. Mengapa? Karena pencobaan dan godaan bisa datang sewaktu-waktu. Sebagai anak-anak Tuhan, bagaimana caranya kita bisa menjaga hati?
1. Selalu isi hati kita dengan Firman Tuhan, karena Firman Tuhan adalah kompas yang menunjukkan arah yang benar di tengah-tengah nilai dan moral dunia yang kacau.
2. Jaga hubungan yang intim dengan Allah setiap saat, persekutuan yang akran dengan Abba, Allah Bapa yang penuh kasih akan meneduhkan hati kita dan memberi perspektif yang sehat dalam menghadapi masalah.
3. Latihlah responmu hanya untuk bereaksi yang positif dan membangun. Practice makes perfect.

Jangan sampai kita menyesal karena telah membiarkan hati kita tidak terjaga dengan baik. Jagalah hati kita dengan sebaik-baiknya, karena disitulah terpancar kehidupan. Larry NK - WISH

Kamis, 16 Oktober 2014

Mencari Tuhan di Setiap Waktu

Raja Daud menyadari benar betapa pentingnya memiliki persekutuan yang karib dengan Tuhan. Daud menyadari di sepanjang hidupnya dia mengalami teramat banyak pertolongan dan kasih Tuhan, sehingga hatinya senantiasa dipenuhi ucapan syukur dan kerinduan untuk menceritakan perbuatan Tuhan kepada orang lain. Serunya, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah namaNya, perkenalkanlah perbuatanNya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagiNya, bermazmurlah bagiNya, percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib!" (I Tawarikh 16 : 8-9). Tak lupa Daud juga membimbing anaknya (Salomo) untuk lebih mengenal Tuhan dan beribadah kepadaNya dengan tulus, dan agar Salomo terus mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh seperti Daud sendiri, pesannya, "...anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya." (I Tawarikh 28 : 9).

Apa yang disampaikan oleh Daud kepada Salomo itu juga berlaku bagi segenap umat Tuhan di dunia ini. Selagi Tuhan berkenan ditemui, biarlah kita mencari Dia setiap waktu, karena apabila kita meninggalkan Tuhan, Dia akan membuang kita untuk selama-lamanya. Sungguh tidak bisa dibayangkan bagaimana keadaan bila Tuhan sampai membuang kita. Kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan, setiap saat di sepanjang hidup kita memerlukanNya, bukan hanya di saat susah, tetapi juga di saat semuanya sedang berjalan dengan baik, kita harus mencari dan tetap memerlukan Dia.

Inilah nafas hidup orang percaya, yaitu tidak dapat terpisah dari Tuhan. Tuhan harus menjadi kebutuhan hidup kita yang utama, bukan harta, kekayaan, dan pangkat, atau ketenaran sandaran hidup kita. Maka kita membutuhkan persekutuan denganNya setiap waktu, jangan menjadi "penodong" belaka yang selalu meminta paksa kepada Tuhan ketika kita membutuhkan pertolongan, padahal ia bersedia ditemui setiap saat, dalam keadaan apapun. " Tangan Tuhan melindungi orang-orang yang mencari Dia, tetapi murkaNya menimpa orang-orang yang meninggalkanNya." WISH

Rabu, 15 Oktober 2014

Iman Seperti Sebuah Paku

Seorang filsuf yang sinis terhadap kekristenan pernah berkata, "Scratch a Christian and you will find a pagan" yang artinya "kupaslah kulit seorang Kristen, maka anda akan mendapati seorang yang kafir". Banyak dari orang Kristen yang terlihat hebat dari luar tetapi di dalamnya tidak ada isinya alias kosong melompong. Filsuf ini menggambarkan bahwa iman orang Kristen itu hanya setebal kulit, rentan dan sensitif, mudah tergores, terkelupas, mengeriput dan mudah rusak.

Untuk meguji kesalehan seorang Ayub yang sebenarnya, iblis sampai meminta kepada Tuhan untuk mencabut semua pagar perlindungan yang mengelilingi Ayub. Semua yang dimiliki Ayub direnggut daripadanya. Semua anaknya mati, kekayaannya habis dalam sekejab, istrinya meninggalkan dia, bahkan dia sendiri mengalami penyakit kulit/barah yang menjijikkan dan mematikan. Iman Ayub diuji, dan dalam ujiannya, Ayub didapati tidak berdosa di hadapan Tuhan dan terbukti bahwa iman Ayub tidaklah setipis kulit.

Begitupun dengan kita, saat ujian hidup datang, disitulah baru terlihat seperti apa kualitas iman kita. Saat seseorang melukai dan menyakiti kita, bagaimana respon kita? membenci atau sebaliknya mengampuni? membalas atau memberkati? Saat penderitaan datang, apakah kita tetap beiman dan berseru kepada Yesus ataukah dengan mudahnya kita meninggalkan Dia? Iman itu tidak boleh seperti kulit, melainkan iman itu harus seperti sebuah paku.

Mengapa sebuah paku? Karena sebuah paku adalah benda yang dasyat, semakin ia ditekan dan dipukul, maka ia akan semakin tertancap dengan dalam, semakin kuat dan semakin sulit untuk dicabut. Begitupun dengan kehidupan kita, semakin banyak penderitaan dan tantangan datang silih berganti, semakin kuat juga iman kita tertancap pada Kristus. WISH

Cara-cara Efektif Melawan Godaan Si Iblis

Setelah Yesus berpuasa selama 40 hari dan 40 malam, Firman Tuhan mengatakan bahwa akhirnya Yesus lapar juga (Matius 4 : 2), dan mulailah iblis datang untuk mencobai-Nya dengan memulai pancingan untuk mengubah batu-batu menjadi roti. Dari perikop ini, terdapat 3 cobaan yang dilontarkan iblis kepada Yesus dan untuk semuanya itu iblis tidak berhasil/gagal, dan hal-hal semacam ini bisa terjadi pada setiap orang percaya juga. Namun Alkitab memberi 3 pelajaran penting untuk mengatasi cobaan-cobaan tersebut, yaitu :

  1. Mengkomsumsi Firman Tuhan
    Matius 4 : 4 menuliskan bahwa manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah, Dalam hidup di dunia inipun kita tidak lepas akan apa yang disebut kebutuhan, dan yang berkaitan dengan konteks perikop ini, Yesus juga mengalami apa yang disebut "lapar" sehingga Yesus membutuhkan makanan (roti). Namun untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut hendaknya kita tidak melakukan cara-cara yang tidak benar, misalnya saja berbuat curang/tidak jujur dalam berdagang, dalam bisnis, dalam pekerjaan, dan lain sebagainya.

    Jika kita senantiasa mengkonsumsi firman Tuhan, maka firman itu akan mengajar kita untuk melakukan hal yang benar dalam berbagai aspek kehidupan, meskipun hal itu tidaklah semudah kita membalikkan telapak tangan, namun apapun yang dikerjakan orang benar pasti akan berhasil
  2. Jangan Mencobai Tuhan
    Matius 4 : 7 Yesus menjelaskan tentang firman yang menuliskan untuk tidak mencobai Tuhan, Allahmu

    Dalam ayat sebelumnya (ayat 6), iblis mencobai dengan menggunakan ayat-ayat firman Tuhan, dan konteksnya dalam pencobaan kedua ini terjadi, Yesus sedang berada di bubungan Bait Allah, yang artinya dalam kehidupan rohani dan pelayanan gereja kita memasuki tahapan dimana kita ditempatkan pada posisi yang tinggi. Namun pesan firman Tuhan, jika semua itu boleh terjadi hendaknya kita tidak boleh sombong sehingga berani mencobai Tuhan.
  3. Hanya Tuhan Saja yang Layak Disembah
    Matius 4 : 10 menceritakan bahwa akhirnya Yesus mengusir iblis dan berkata bahhwa Tuhan Allah saja yang patut disembah.

    Cobaan ketiga yang iblis tawarkan adalah kekuasaan akan keduniawian, yang di dalamnya ada kekayaan harta, tahta jabatan dan kuasa untuk memerintah sesuai dengan ayat ke-9 pada perikop ini dengan syarat yaitu mau menyembah kepada iblis (mau diperbudak oleh iblis). Jika tawaran-tawaran duniawi ini datang kepada kita, maka kita harus berani menolak tawaran itu dan mengusir iblis di dalam nama Yesus, dan hanya kepada Tuhan saja kita berbakti dan menyembah.
Secara ringkas, hendaknya kita senantiasa rajin membaca Alkitab sebagai konsumsi rohani kita, dan tetap rendah hati dan tidak sombong jika kita dipercayakan Tuhan dalam pekerjaan yang baik, pelayanan yang baik, karena melalui semuanya itu hanya Tuhan saja yang layak dimuliakan dan ditinggikan. -- WISH

Engkau Sungguh Berharga Di Mata Tuhan

You are precious in God's Eyes artinya adalah Engkau sangat berharga di mata Tuhan. Hal ini berarti bahwa semua umat tebusan darah Kristus tanpa melihat status sosial, tingkat pendidikan dan latar belakangnya - amat sangat berharga di mata Tuhan. Bukti nyata dari hal ini dapat kita lihat dalam kitab Bilangan 22 & 23 yang merupakan bagian dari kisah perjalanan 40 tahun umat Israel di padang belantara.

Bagaimana Israel Bisa Jadi Begitu Indah Di Mata Tuhan
Sejarah perjalanan umat Israel keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah Kanaan dicatat di dalam 5 kitab Musa. Masalahnya adalah kisah perjalanan selama 40 tahun itu bisa dibilang jauh dari mulus dan indah, malah dipenuhi dengan keluh kesah, gerutu, omelan, dan bahkan pemberontakan. Namun ketika Bileam berada di atas puncak gunung dan melihat perkemahan Israel, Tuhan menyatakan bahwa Israel itu bagaikan taman yang indah.

Bilangan 23 : 21 - Lihat versi Inggris NKJV - He has not observed iniquity in Jacob, Nor He has seen wickedness in Israel. Awas...bukan berarti Israel tanpa dosa, tetapi dinyatakan bahwa Tuhan tidak melihat dosa dan kesalahan Israel. Kok bisa? Hal ini bisa terjadi karena darah korban binatang yang dipercikkan Imam Besar ke Tutup Perdamaian pada hari Yom Kippur setiap tahunnya. Darah hewan ini "menudungi" semua dosa Israel sampai dengan tahun berikutnya. Dengan covering darah ini, Israel yang tegar tengkuk dilihat dari sorga sebagai "taman yang indah di tepi sungai".

Bagaimana Sekarang Bapa di Sorga Melihat Kita
Jika covering darah hewan pada masa Perjanjian Lama bisa berbuat begitu, darah korban di kayu salib Yesus pada zaman Perjanjian Baru lebih dasyat lagi. Imam-iman Besar pada Perjanjian Lama harus memercikkan darah setiap tahun, tetapi Yesus tidak perlu berbuat begitu sebab Ia telah mengorbankan diri-Nya sendiri sekali saja untuk selama-lamanya (Ibrani 10 : 12), dan oleh karena itu Ia sanggup menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi perantara mereka (Ibrani 7 : 25). Dengan demikian, semua umat tebusan Kristus sekarang ini menjadi Precious in God's Eyes. Mengapa bisa begitu? Karena kita semua saat ini dilihat melalui kacamata salib Kristus.
  • Darah Kristus membuat kita disempurnakan selamanya (Ibrani 10 : 14)
  • Darah Kristus membuat dosa-dosa kita tidak diingat lagi (Ibrani 10 : 17)
  • Darah Kristus membuat kita bebas dari kutuk dan hukuman (Roma 8 : 1)
Dengan kata lain, semua umat tebusan Kristus benar-benar aman dan nyaman di dalam naungan salib sehingga kebajikan dan kemurahan mengikuti sampai selama-lamanya. (Mazmur 23 : 6). Amin

Selasa, 14 Oktober 2014

Menjadi Dingin di Tengah Dunia yang Semakin Panas

Tuhan Yesus dalam Matius 24:12 menjelaskan sbb : "Karena makin bertambahnya kedurhakaan maka kasih kebanyakan  orang akan menjadi dingin." Perhatikan istilah "sebagian besar"- ini menunjukan kepada jumlah mayoritas umat Tuhan .Hanya golongan minoritas saja yang kasihnya kepada Tuhan tetap berapi-api. Ini benar-benar sebuah nubuat yang sangat menyedihkan. Dunia semakin panas dengan segala pergolakan dan permasalahan , namun kenyataannya sebagian besar orang Kristen bukannya makin berapi-api dengan Tuhan , mereka malah semakin dingin kasihnya kepada Tuhan.

Apakah ciri-ciri orang Kristen yang kasihnya kepada Tuhan sudah menjadi dingin? Ingat, hubungan antara jemaat dan Kristus itu diumpamakan dengan hubungan suami-istri. Perhatikanlah bagaimana relasi suami-istri yang sudah menjadi hambar dan dingin.

A. MINAT UNTUK FELLOWSHIP DENGAN TUHAN AMAT MINIM
Waktu pacaran dulu dimana ada cinta membara, komunikasi lancar sekali (bisa berjam-jam lamanya). Tetapi ketika kasih menjadi dingin, antara suami dan istri sudah tidak ada lagi komunikasi. Ngomong aja ogah! Dulu suka sekali bersekutu dan berkomunikasi dengan Tuhan, praise worship & prayer jadi life-stylenya. Tapi itu dulu. Sekarang semangat seperti itu sudah semakin kurang........semakin kurang.........lalu padam sama sekali, menjadi dingin (seperti sop buntut di kulkas)!

B. SELERA UNTUK MAKANAN ROHANI TIDAK ADA
Waktu cinta masih hangat membara, membaca surat cinta mendatangkan suka cita besar. Tetapi ketika kasih sudah menjadi dingin, tak ada kerinduan sama sekali untuk membaca surat. Dulu suka membaca dan mendalami Firman Tuhan. Lama-kelamaan minat itu semakin berkurang-semakin berkurang-akhirnya tidak ada lagi selera sama sekali untuk Firman Tuhan.

C. KERINDUAN IBADAH JUGA MINIM BANGET 
Waktu cinta masih membara ,saat untuk bertemu sang kekasih selalu dinanti-nantikan. Pergi berduaan sambil bergandeng tangan adalah saat yang didambakan. Tetapi ketika kasih sudah menjadi dingin, ketemu saja enggan apalagi pergi berduaan. Dulu sikapnya seperti Mazmur 122 :1 - penuh suka cita masuk rumah Tuhan. Tetapi lama-kelamaan suka cita itu mulai pudar dan akhirnya hanya jadi kristen kapal selam saja. Hanya muncul pada waktu ada acara-acara khusus saja seperti Natal, Paskah, dlsb. No time for God but have time for hobby and traveling.

D. SUKA LONTARKAN KRITIKAN 
Ketika kasih masih hangat membara, semuanya nampak serba oke. Suami dan istri dapat menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.Tetapi ketika kasih sudah menjadi dingin, mulailah suami dan istri menjelek-jelekkan satu sama lain. Perhatikanlah orang-orang yang suka menjelek-jelekkan gereja dan para pelayan Tuhan. Kalau anda menjumpai orang semacam itu, ketahuilah dengan pasti : Orang ini masuk golongan PSUGO, kasihnya kepada Tuhan sudah menjadi dingin!.

E.TIDAK ADA PERSEMBAHAN KASIH 
Waktu kasih masih hangat, selalu ada pemberian antara suami-istri, misalnya oleh-oleh dari luar kota, waktu ulang tahun, dlsb. Ketika kasih sudah menjadi dingin, tidak ada lagi pemberian kasih. Demikian juga orang Kristen, satu tanda yang jelas bahwa kasihnya kepada Tuhan sudah menjadi dingin ialah dengan menghentikan persembahan persepuluhan/syukur/dlsb. Yang dahulu selalu ia berikan dengan kasih kepada Tuhan, sekarang dipakai untuk diri sendiri. Bukan itu saja, ia lalu menghalang-halangi orang lain yang mau memberi kepada Tuhan dengan kasih.

F. MINAT UNTUK HAL-HAL DUNIAWI BESAR SEKALI
Di waktu cinta masih hangat berapi-api, hati selalu berpaut kepada si dia. Ketika kasih menjadi dingin, perhatian ditunjukan kepada si dia yang lain (PIL dan WIL - pria idaman lain atau wanita idaman lain). Begitulah juga keadaan orang Kristen. Ketika kasihnya kepada Tuhan menjadi dingin maka hatinya tertarik kepada keduniawian : keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup (Yoh. 2:15-17).

                            AKIBAT KASIH YANG MENJADI DINGIN
Akibatnya sungguh sangat berbahaya! Pehatikanlah prosesnya : Mulailah hanya dingin, kemudian beku, lalu menjadi keras seperti es. Hal semacam ini bisa terjadi pada diri orang yang sudah menerima anugrah kasih karunia dari Yesus. Istilah Biblikalnya kita peroleh dari Daud ketika ia mengalami keadaan "psugo" adalah : Kehilangn sukacita keselamatan (The joy of salvation). Itulah sebabnya Daud berdoa - Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu dan lengkapilah aku dengan roh yang rela (Mazmur 51:14).

                           BAGAIMANA MENCAIRKAN KEBEKUAN 
Bagaimanakah memuluhkan kasih yang dingin supaya hangat kembali? Untuk itu kita belajar dari nasehat Tuhan Yesus kepada jemaat di Efesus (Wahyu 2:1-7). Istilah yang dipakai oleh Yesus adalah - "meninggalkan kasihmu yang semula" (ay.4). Ini sama dengan kasih yang tadinya hangat (kasih yang mula-mula), lalu menjadi dingin. Untuk bisa pulih kembali ada nasehat 3R dari Yesus (ay.5):

A. REMEMBER (INGATLAH)
Ingat masa yang lalu ketika kasih masih membara. Sukacitanya beribadah dan melayani.
Nikmatnya persekutuan dengan Yesus. Bayangkanlah itu baik-baik dalam imajinasi kita.
B. REPENT (BERTOBATLAH)
Ambil sikap tegas untuk tidak membiarkan situasi dingin berlarut terus-menerus. Ambil putusan bermutu untuk berubah secara total!
C. REDO (LAKUKANLAH LAGI)
Apa yang sudah ada pada imajinasi tentang suka cita masa lalu itu harus diulangi lagi /dilakukan kembali pada masa kini. Kalau masih tetap "psugo"dan es yang keras tidak mencair kembali, Tuhan Yesus memberikan "discipline" terhadap anak-Nya yang menyimpang - lihat Ibrani 12:5-11 tentang didikan Tuhan. Yang benar ialah : Jangan menunggu sampai Tuhan mendidik kita, tetapi tetaplah melekatlah kepada Yesus, Pokok Anggur yang benar dan berbuah lebat untuk kemuliaan nama-Nya. Soli Deo Gloria! 

Tongkat Harun Yang Bertunas

Kisah tongkat yang bertunas ini diawali oleh sungut-sungut yang dilakukan oleh bangsa Israel terhadap Tuhan tentang siapa yang terbesar dan menyebabkan terjadinya pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram, sebagaimana tertulis dalam Bilangan pasal 16. Akibat sungut-sungut bangsa Israel tersebut akhirnya Tuhan berfirman kepada Musa agar mengumpulkan satu buah tongkat dari setiap suku bangsa Israel, sehingga jumlah keseluruhannya menjadi 12 tongkat, dan pada setiap tongkat tersebut haruslah ditulis nama-nama pemimpin masing-masing suku, dan kemudian semua tongkat tersebut haruslah diletakkan di dalam Kemah Pertemuan di hadapan tabut hukum. "Dan orang yang Kupilih, tongkat orang itulah akan bertunas; demikianlah Aku hendak meredakan sungut-sungut yang diucapkan mereka kepada kamu, sehingga tidak usah Kudengar lagi." (Bilangan 17 : 5).

Dari kisah diatas ini, ada tiga hal yang dapat kita pelajari bersama yaitu :

1. Tuhan Memilih dan Tidak Melihat Masa Lalu Kita
Pada Bilangan 17 : 8 diceritakan bahwa tongkat Harun yang bertunas, sebagai tanda jika Tuhan telah memilih Harun dari kedua belas suku Israel lainnya. Padahal jika kita lihat kembali pada Bilangan 12, disana diceritakan bagaimana Harun melakukan pemberontakan terhadap Tuhan, dan sebelumnya Harun juga turut membuat patung lembu emas. Sungguh bukan masa lalu yang baik untuk dipilih Tuhan menjadi seorang pemimpin, namun Tuhan memilih kita tanpa melihat masa lalu kita yang kelam.

2. Jalin Hubungan yang Erat dengan Tuhan dalam hadirat-Nya
Pada Bilangan 17 : 4 menjelaskan bahwa tongkat-tongkat dari semua pemimpin suku diletakkan di dalam kemah pertemuan, di hadapan tabut hukum tempat Allah biasa bertemu dengan Musa. Jika kehidupan rohani kita mau bertunas, kita harus senantiasa membawa hidup kita dalam hadirat Tuhan, merenungkan Firman Tuhan tiap-tiap hari, dan melakukan segenap perintah Tuhan

3. Kesempatan Bersinar adalah Ketika Sekeliling Mulai Menjadi Gelap
Bilangan 17 : 8 menyebutkan bahwa keesokan harinya tongkat telah bertunas, ini menjelaskan proses bertunas terjadi sebelum fajar, yakni saat gelap malam hari. Begitupun dengan iman kita, akan terlihat bukan ketika baik-baik saja, namun di saat yang penuh dengan masalah, badai cobaan datang menerpa, maka disaat seperti itulah iman perlu dibuktikan yang menandakan tongkat kerohanian kita mulai bertunas, sehingga tatkala waktunya tiba maka terang kemuliaan Tuhan akan terpancar melalui kehidupan kita.

Dengan demikian, kita sebagai umat yang telah diampuni dosa-dosanya, mari melekat dalam hadirat Tuhan dengan menjalin hubungan pribadi yang erat dengan Tuhan, maka sinar kemuliaan Tuhan akan senantiasa terpancar dalam kehidupan kita. --WISH

Senin, 13 Oktober 2014

Anugerah Keselamatan Kekal Itu Gratis

Pada suatu ketika diadakan operasi katarak secara gratis yang dilakukan oleh beberapa gereja yang bekerja sama dengan beberapa lembaga dari daerah setempat. Selain mendapatkan operasi gratis, pasien juga mendapatkan ongkos untuk transportasinya. Yang unik adalah sebagian besar dari pasien tidak percaya jika operasi katarak tersebut benar-benar gratis, mereka bertanya-tanya apakah ada syarat-syarat lain yang harus mereka penuhi, termasuk apakah mereka harus membayar sejumlah uang sekedar sebagai uang lelah bagi para relawan yang telah terlibat di dalam acara tersebut.

Hal yang hampir sama dapat kita temukan di dalam kasus yang berkaitan dengan anugerah keselamatan kekal yang diberikan oleh Yesus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib. Kita selalu bertanya, apakah ini benar-benar gratis? Jawabannya adalah Ya, ini gratis..tis. Kita hanya perlu percaya kepada-Nya saja. Percaya atau beriman berarti sepakat bahwa kita tidak dapat mengatasi dosa dengan kekuatan kita sendiri, melainkan cukup dengan menerima penebusan Yesus yang sempurna. Hanya itu saja. Kita tidak perlu "membayar" penebusan-Nya itu dengan perbuatan baik atau membayar sejumlah uang dan harta benda yang kita miliki. Penebusan-Nya sudah cukup untuk menyelamatkan kita semua, melepaskan kita dari kuasa dosa dan memberikan kita kehidupan baru bersama dengan Dia. Karena keselamatan merupakan pemberian, kita tidak dapat menyombongkannya, namun kita dapat merayakannya.

"Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-Nya." (Efesus 2 : 8-10).

Bagaimana dengan kita? semoga kita tidak termasuk dalam kelompok yang berusaha menambahkan anugerah keselamatan dengan perbuatan tertentu. Kita hanya perlu menerima anugerah Allah dengan rasa syukur, lalu menanggapinya dengan menjalani hidup baru yang dikaruniakan-Nya. Kehidupan baru yang kita miliki bersama dengan Dia akan mengubahkan karakter dan gaya hidup yang kita miliki saat ini, dan kita akan memiliki identitas baru di dalam Kristus. Perbuatan baik bukan lagi digunakan untuk meraih keselamatan, namun sebagai ucapan syukur karena kita telah diselamatkan. Persembahan bukanlah harga atau uang yang harus kita bayar untuk keselamatan kita, melainkan sebagai ucapan syukur dan bukti bahwa kita lebih mengasihi Tuhan dibandingkan harta duniawi yang kita miliki saat ini.

Saat Hati Nurani Menjadi Tumpul Maka Dosa pun Menjadi Sesuatu Yang Biasa

Nabi Yeremia melayani di tengah situasi yang serba sulit. Ia dipilih Tuhan pada saat usianya masih tergolong muda, ia harus bernubuat bagi bangsa Yehuda yang dipimpin oleh para imam dan nabi senior serta raja. Yang menjadi lebih menyulitkan lagi adalah, pesan Tuhan yang harus disampaikannya berbeda dengan nubuat yang disampaikan oleh kebanyakan nabi pada saat itu. Ia hanya seorang diri dan melawan begitu banyak mayoritas orang. Ia menjadi sangat tidak populer karena menubuatkan kejatuah Yehuda dan runtuhnya Bait Allah, namun mayoritas nabi dan imam justru menubuatkan yang sebaliknya. Tentu saja Yeremia menghadapi masalah yang besar karena mayoritas orang akan lebih mempercayai apa yang disampaikan oleh para imam dan nabi senior tersebut dibandingkan dengan dirinya. Untuk mempertahankan kebenaran yang dipercayai, Yeremia harus menerima perlakuan yang tidak menyenangkan, dipukul, dipasung, diejek, dan bahkan diancam akan dibunuh. Tetapi Yeremia tetap berpegang teguh pada keyakinannya sebab ia tahu bahwa pesan tersebut berasal dari Tuhan walaupun tidak ada orang yang berpihak kepadanya.

Di tengah dunia yang semakin sulit ini, kita perlu memiliki iman seperti Yeremia. Terkadang kita akan sulit untuk mengetahui kebenaran karena berhadapan dengan pendapat mayoritas. Jika banyak orang di sekitar kita melakukan hal yang salah, hal tersebut akan tampak sebagai sesuatu yang benar, sebaliknya jika kita melakukan sesuatu yang benar maka akan terlihat aneh dan ganjil. Namun, seperti Yeremia peka terhadap suara Tuhan dan taat kepada-Nya, kita perlu peka untuk mengenali suara kebenaran di tengah mayoritas. Sebagai contoh yang barusan saya alami. Saya tergabung di dalam satu group BB (blackberry messenger) bersama dengan teman-teman eks SMU dahulu, dan kebetulan saya yang menjadi admin group, karena sudah cukup lama terpisah (sekitar 16 tahun) maka saat berkumpul jadi cukup ramai dalam diskusi karena bernostalgia pada kisah-kisah semasa sekolah dulu. Awalnya tidak ada yang salah, semua berjalan dengan baik, namun lama-kelamaan mulai ada beberapa teman yang usil dengan meng-share gambar-gambar yang tidak senonoh. Awalnya sih tidak langsung saya tegur tetapi diam-diam saya hapus gambarnya dari group, namun ternyata hal tersebut tidak menyurutkan niat teman-teman untuk terus menyebarkan gambar tersebut. Akhirnya saya mulai memberikan teguran dengan sangat halus agar tidak terus menyebarkan gambar tersebut.

Namun ternyata, dari teguran yang sangat halus tersebut membuat banyak teman-teman yang tersinggung dan mungkin menganggap saya sok suci, lalu satu persatu mulai "leave" dari group dan membuat group baru tanpa mengundang saya dan memberi kesan memusuhi saya karena dianggap mengganggu "keasyikan" mereka, dan juga dianggap memulai suatu pertengkaran. Mereka menganggap bahwa gambar-gambar orang tanpa pakaian tersebut adalah sesuatu yang biasa untuk disebarkan dengan dalih bahwa mereka hanya ingin menunjukkan foto orang yang telah membuat berita menggemparkan tersebut dengan cara mereka sendiri. Dan lebih parahnya saya dianggap angkuh dan sombong serta perlu didoakan agar bertobat karena tidak mau menerima nasihat, ditambah dengan embel-embel kutipan ayat Firman Tuhan. OMG....dunia benar-benar sudah terbalik. Saya yang memberi nasihat tapi justru saya yang disuruh bertobat hehehe...Awalnya saya ingin berkonfrontasi secara langsung untuk meyakinkan mereka jika itu adalah sesuatu yang salah, dan tentu tidak berkenan di hadapan Tuhan, namun dengan melihat kondisi bahwa mereka adalah orang kristen, rajin ke gereja, sering sharing Firman Tuhan, dll. saya jadi bingung sendiri apa lagi yang harus saya sampaikan. Mereka seharusnya sudah mengerti terhadap apa yang baik dan tidak baik untuk dilakukan, tapi mengapa mereka tetap tidak bisa membedakan hal yang berkenan dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Ya sudahlah, apa yang kita perbuat pada akhirnya akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Saya sudah berusaha yang terbaik walaupun resikonya akhirnya saya kehilangan teman karena mereka mulai membenci dan meninggalkan saya. Dunia boleh membenci saya dan teman-teman boleh meninggalkan saya, tapi saya tetap punya penghiburan bahwa Tuhan Yesus akan selalu menyertai dan tidak sekali-kalipun meninggalkan saya. Amin :)