Seorang filsuf yang sinis terhadap kekristenan pernah berkata, "Scratch a Christian and you will find a pagan" yang artinya "kupaslah kulit seorang Kristen, maka anda akan mendapati seorang yang kafir". Banyak dari orang Kristen yang terlihat hebat dari luar tetapi di dalamnya tidak ada isinya alias kosong melompong. Filsuf ini menggambarkan bahwa iman orang Kristen itu hanya setebal kulit, rentan dan sensitif, mudah tergores, terkelupas, mengeriput dan mudah rusak.
Untuk meguji kesalehan seorang Ayub yang sebenarnya, iblis sampai meminta kepada Tuhan untuk mencabut semua pagar perlindungan yang mengelilingi Ayub. Semua yang dimiliki Ayub direnggut daripadanya. Semua anaknya mati, kekayaannya habis dalam sekejab, istrinya meninggalkan dia, bahkan dia sendiri mengalami penyakit kulit/barah yang menjijikkan dan mematikan. Iman Ayub diuji, dan dalam ujiannya, Ayub didapati tidak berdosa di hadapan Tuhan dan terbukti bahwa iman Ayub tidaklah setipis kulit.
Begitupun dengan kita, saat ujian hidup datang, disitulah baru terlihat seperti apa kualitas iman kita. Saat seseorang melukai dan menyakiti kita, bagaimana respon kita? membenci atau sebaliknya mengampuni? membalas atau memberkati? Saat penderitaan datang, apakah kita tetap beiman dan berseru kepada Yesus ataukah dengan mudahnya kita meninggalkan Dia? Iman itu tidak boleh seperti kulit, melainkan iman itu harus seperti sebuah paku.
Mengapa sebuah paku? Karena sebuah paku adalah benda yang dasyat, semakin ia ditekan dan dipukul, maka ia akan semakin tertancap dengan dalam, semakin kuat dan semakin sulit untuk dicabut. Begitupun dengan kehidupan kita, semakin banyak penderitaan dan tantangan datang silih berganti, semakin kuat juga iman kita tertancap pada Kristus. WISH
terima kasih inspirasi nya
BalasHapus