Kamis, 10 April 2014

Candi Prambanan – Mengunjungi Salah Satu Warisan Budaya di Yogyakarta



Shalom sobat sekalian, Pemilihan Umum (Pemilu) baru saja berlalu dan saya percaya sobat semua pasti telah menggunakan hak pilih dengan bijak untuk menentukan nasib bangsa kita hingga lima tahun ke depan. Nah pada saat “coblosan” kemarin tentu banyak dari sobat yang bekerja mendapatkan fasilitas libur dari instansi tempat bekerja. Trus kalau begitu, habis “coblosan” kemarin pada kemana nih? :D

Kalau saya dan istri kemarin mencoblos di TPS asal istri saya yaitu di Kelurahan Gowongan, karena memang KTP kami memang tercatat disana (ikut alamat mertua saya). Selesai mencoblos sekitar pukul 11.00 kami langsung buka toko untuk melayani pesanan pelanggan yang sudah menumpuk. Namun saya hanya sebentar saja di toko karena sekitar pukul 12.00, Saya, Theora, Engkong, dan Ama berangkat bersama untuk mengunjungi Candi Prambanan. Jarak Candi Prambanan dari kota jogja tidak begitu jauh, dapat ditempuh dengan kendaraan selama 30 menit dengan kecepatan sedang. Sampai di pelataran parkir Candi, jam sudah menunjukkan pukul 12.45 dan kami berempat langsung membeli tiket untuk masuk ke dalam Candi. Harga tiket yang tertera menurut saya cukup mahal yaitu Rp. 30.000,- (Dewasa) dan Rp. 12.500,- (Anak-anak sampai dengan usia 6 tahun). Cukup mahal karena dengan membayar Rp. 30.000,- per orang dewasa, tidak ada benefit langsung yang bisa kami rasakan selain “hanya” memandangi candi dan sekedar berfoto-foto. Coba bandingkan jika kita piknik ke pantai, dengan “hanya” membayar sekitar Rp. 5.000,- per orang, maka kita sudah bisa menikmati banyak hal, misalnya bermain ombak, bermain pasir, bermain laying-layang, bermotor di atas pasir, mengendarai kuda, makan bersama di pinggir pantai, dll.

Tapi bagaimanapun, Candi Prambanan tetap memiliki pesona tersendiri yang berbeda dibandingkan tempat wisata lainnya. Akhirnya kami semua jepret sana-jepret sini sampe puas dan langsung pulang karena perut sudah mulai “keroncongan” semua. Pulang dari Candi Prambanan, kami langsung mampir ke warung lesehan Sendang Ayu yang letaknya tidak begitu jauh dari lokasi candi dan searah dengan jalan kami pulang ke kota Jogja. Kebetulan saat itu suasana rumah makan sangat penuh, jadi kami terpaksa menunggu pesanan kami datang cukup lama (hampir satu jam). Dulu saya dan keluarga cukup sering makan di tempat ini karena tempatnya lumayan bagus dan bersih, namun akhir-akhir ini tempatnya terkesan lebih kumuh dari sebelumnya dan pondokannya juga lebih rapat sehingga keindahan kolam yang dulunya tersaji sekarang lebih banyak tertutup oleh pondok makan yang baru. Selain itu, mungkin karena kurangnya sirkulasi air di kolam membuat air kolam sedikit berwarna kehijauan dan terkesan seperti “air comberan” dan ikan-ikan yang dulunya kelihatan banyak dan “ceria”, kini hanya terlihat sedikit dan tampak “megap-megap” seperti kehabisan oksigen. 

Itu hanya sedikit penilaian negatif saja, selain pelayanannya yang kurang begitu sigap. Untungnya rasa dari makanan yang disajikan masih terjaga dengan baik sehingga kekecewaan sedikit berkurang. Namun dengan biaya makan yang hampir sama, maka saya dan keluarga lebih memilih untuk menikmati liburan dan makan bersama di Gubug Makan Mang Engking, karena lebih banyak hal positifnya, seperti keindahan lokasi, pelayanan yang begitu ramah dan bersahabat, kebersihan tempat, rasa masakan, dan juga hiburan (terapi ikan) serta arena bermain anak (becak mini) masih jauh lebih baik dibandingkan Sendang Ayu. Itu hanya pendapat saya pribadi saja, mungkin sobat punya pendapat lain yang berbeda dengan saya :D. Nah di bawah ini saya bagikan sedikit foto yang bisa saya abadikan saat berada di Candi Prambanan dan Sendang Ayu. Tuhan Yesus Memberkati..













Tidak ada komentar:

Posting Komentar