Dari ayat diatas, seperti ingin memberi tahu kita bahwa masalah memiliki empat sifat, apa saja itu? Yuk, kita lihat bersama-sama.
- Semua masalah bersifat tidak luar biasa
"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan yang biasa." Ini bukan berarti Allah hendak menyepelekan masalah yang sedang Anda hadapi, melainkan hal yang sebaliknya, Dia hendak menunjukkan bahwa semua permasalahan dan pergumulan yang sedang Anda hadapi berada penuh di bawah kontrol-Nya. Jika Allah mengatakan "biasa" maka itu berarti :- Biasa, karena orang lain juga banyak yang mengalaminya, dan bahkan ada yang jauh lebih berat.
- Biasa, karena baik orang yang percaya maupun tidak percaya juga mengalaminya.
- Biasa, karena kita masih berada di dunia, belum di surga.
- Biasa, karena itu proses untuk menuju peningkatan.
- Semua masalah bersifat tidak melebihi kekuatan kita
"...yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu." Sebagian besar dari kita tidak bisa menyelesaikan masalah bukan karena masalah lebih kuat daripada kita, melainkan karena kita berpikir bahwa masalah lebih kuat daripada kita. Hal yang membuat masalah tampak besar dan melebihi kekuatan kita adalah cara pandang kita terhadap masalah tersebut. Contohnya saja yaitu Daud dan Goliat. Orang Israel melihat Goliat begitu besar sehingga mereka memliki keyakinan bahwa Goliat tidak bisa dikalahkan, dan apa hasilnya? Mereka tidak mencoba dengan cara apapun untuk mengalahkannya, sehingga Goliat pun menjadi tak terkalahkan. Sementara itu, walaupun Daud melihat Goliat begitu besar, tetapi Daud mempunyai keyakinan bahwa umbannya tidak akan meleset, ia akan mengenainya dan mengalahkannya. Dan akhirnya Goliat pun berhasil dikalahkan. - Semua masalah bersifat tidak sempurna
Jika Anda pernah melihat Tembok China, Anda akan mendapat kesan megah dan kokoh. Tembok China didirikan pada zamannya untuk melindungi bangsa China dari serangan bangsa Barbar, dan tujuan itu tercapai. Bagi para musuhnya, tembok China merupakan masalah yang sangat besar. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa menaklukkannya. Sangat menyedihkan, tembok yang kokoh itu mampu didobrak musuh bukan dengan kekuatan militer yang besar, tetapi dengan cara menyuap penjaga gerbang tembok tersebut.
Pelajaran yang dapat kita ambil adalah sekuat dan sekokoh apapun "tembok" persoalan yang kita hadapi, pasti dapat ditaklukkan karena tidak ada satupun masalah yang sempurna. Setiap masalah pasti memiliki celah untuk ditaklukkan karena "Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar." - Semua masalah bersifat tidak abadi
"...dan angipun redalah." Siapa yang menghentikan badainya? Tidak ada! Coba kita bandingkan kisah dalam Matius 14 : 22 - 33 dengan Matius 8 : 23 - 27. Badai yang terdapat dalam Matius 14 : 22 - 33 merupakan badai kedua yang dialami oleh murid-murid Yesus. Ada perbedaan yang menarik mengenai cara badai itu berhenti. Badai yang pertama berhenti karena dihentikan oleh Tuhan Yesus. "Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali." (Matius 8 : 26). Sedangkan badai kedua berhenti dengan sendirinya. "Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah." (Matius 14 : 32). Inilah salah satu sifat masalah, tidak ada masalah yang kekal, tidak ada "badai" yang abadi. Akhirnya semua masalah pasti "reda".
Setiap gunung ada puncaknya
Setiap lembah ada dasarnya
Setiap laut ada pantainya
Setiap masalah ada batasnya
Tidak ada badai yang abadi
"....sehingga kamu dapat menanggungnya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar