Kamis, 03 April 2014

Berjalan di Atas Badai (Part 5)


Yesus meredakan angin ribut dan badai

Shalom sobat, kali ini saya ingin meringkas bagian keempat atau bagian terakhir dari buku Berjalan di Atas Badai yang merupakan buku luar biasa yang ditulis oleh Bapak Pendeta Sukamal B Fadelan. Sebelumnya kita telah membahas bagian ketiga dari buku ini dalam tulisan saya Berjalan di Atas Badai (Part 4), dan sekarang saya ingin mengajak sobat sekalian membahas bagian terakhirnya. Mari kita lihat bersama-sama, apa isi bagian terakhir dari buku ini.

Bab IV : Bersama Yesus, Badai pun Tenanglah
Banyak dari sobat sekalian saya percaya pernah membaca atau mendengar kisah tentang “jejak-jejak kaki di pantai” yang begitu popular. Dalam kisah tersebut intinya adalah ketika kita sedang kuat untuk berjalan, maka Dia akan menyertai perjalanan kita (ada dua pasang jejak kaki). Namun disaat kita sudah tidak kuat lagi untuk  berjalan, maka Dia akan menggendong kita (hanya satu pasang jejak kaki). Bagaimanapun keadaan kita saat ini, selama Yesus masih bersama dengan kita dan kita bersedia untuk beserta dengan Yesus, maka kita pasti akan sampai ke tujuan.
1.      Yesus yang memerintahkan, Yesus yang menjamin kesuksesan
Ada tiga tahapan perhatian yang Yesus berikan kepada para murid-Nya disaat mereka diombang-ambingkan badai, yaitu mengerti, peduli dan empati.
·        Ketika sedang berada di atas bukit, Yesus tidak pernah mengalihkan perhatiannya dari para murid-Nya, sehingga ketika mereka diombang-ambingkan oleh badai, Yesus mengerti.
·        Yesus tidak hanya mengerti, tetapi Ia juga peduli. Karena Ia tidak membiarkan mereka menghadapi badai sendirian. Dia turun dan menolong mereka.
·        Tidak cukup sampai disitu, Yesus juga bersedia berada di tengah badai bersama dengan para murid-Nya. Itulah empati.
Perjalanan Petrus menuju sukses saat berjalan di atas air juga bukannya tanpa hambatan. Setidaknya ada 3 hambatan yang harus dihadapi oleh Petrus, yaitu
·        Keadaan badai yang masih bergelora dengan dasyat.
·        Keterbatasan diri. Bagaimanapun juga Petrus adalah manusia yang menyadari bahwa berjalan di atas air tanpa tenggelam merupakan suatu hal yang mustahil sebab itu bertentangan dengan hukum gravitasi.
·        Tidak ada dukungan. Ia satu-satunya orang yang harus melakukannya, sementara kesebelas temannya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka hanya melihat dan diam seribu bahasa
Meskipun demikian, Petrus tidak mau dibatasi oleh berbagai hambatan tersebut.
·        Tidak menjadi masalah walaupun keadaan di sekitar Anda seperti apa, yang terpenting adalah Anda bersama dengan Yesus yang sanggup untuk mengubah berbagai keadaaan.
·        Tidak menjadi masalah betapa terbatasnya diri Anda, yang terpenting Anda bersama dengan Yesus yang tidak terbatas.
·        Tidak menjadi masalah jika orang di sekitar Anda tidak mendukung, mereka mungkin saja akan berkata, “Itu mustahil,”. Hal yang terpenting adalah Anda selalu bersama dengan Yesus yang berkata, “Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”.
Tidaklah mudah untuk meraih kesuksesan hidup yang melampaui badai. Dibutuhkan perjuangan karena banyaknya hambatan dan rintangan. Meskipun demikian, kejarlah itu! Karena Yesus telah merancangkan Anda untuk sampai ke sana.
2.      Yesus yang memerintahkan, Yesus yang siap menolong.
Kita semua tahu apa yang dialami oleh Petrus, ia berhasil berjalan di atas air. Namun baru saja ia sukses besar berjalan di atas air, tak lama kemudian ia mulai tenggelam. Jika hal seperti itu juga yang Anda alami, apa yang harus Anda lakukan? Berikut langkah-langkah yang dilakukan Petrus untuk bangkit kembali :
·        Jangan terlambat untuk meminta tolong kepada Yesus
Hal yang sangat Anda butuhkan adalah kepekaan untuk melihat tanda bahwa Anda “mulai tenggelam”. Tanda bahwa Petrus mulai tenggelam bisa menjadi acuan bagi Anda saat mulai tenggelam yaitu saat Petrus mulai tidak berpusat pada Yesus, saat Petrus mulai mengalami ketakutan, saat Petrus mulai kehilangan keyakinan. Kita semua bisa mengambil pelajaran berharga dari ketiga hal tersebut :
ü  Saat tujuan hidup Anda mulai bergeser dari Tuhan, itu merupakan tanda bahwa Anda mulai tenggelam. Anda harus mulai berseru kepada Tuhan.
ü  Saat ketakutan akan keadaan sekitar menghampiri Anda, itu juga merupakan tanda bahwa Anda mulai tenggelam. Anda juga harus mulai berseru kepada Tuhan
ü  Saat kebimbangan mulai menyelinap masuk dan menggeser iman Anda, itu pun tanda bahwa Anda sudah mulai tenggelam. Anda sudah harus mulai berseru kepada Tuhan.
·        Andalkan Tuhan, bukan manusia
Selain Petrus, ada berapa orang di danau tersebut? Ada 12 orang, 11 murid dan ditambah dengan Yesus. Kepada siapa Petrus berteriak minta tolong? Kepada Yesus! Bukan kepada teman-temannya. Meminta tolong kepada manusia boleh-boleh saja asal Anda tidak menjadikan hal tersebut sebagai prioritas. Prioritas meminta tolong adalah kepada Tuhan. Saat mengandalkan pertolongan manusia, Anda akan sangat kecewa. Andalkanlah Tuhan karena : “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” (Bilangan 23 : 19).
·        Dia tidak akan membiarkan Anda tenggelam
Ketika Petrus berjalan di atas air, apakah Yesus tahu jika nanti Petrus mulai tenggelam? Tahu! Jika Yesus tahu, mengapa Ia memerintahkan Petrus untuk berjalan di atas air? Karena mengetahuinya, Yesus juga yang siap menolong. Yesus tahu kalau Petrus mulai tenggelam, tapi Yesus jugalah yang tidak membiarkan Petrus tenggelam

3.      Yesus yang memerintahkan, Yesus yang meredakan badai
Pada bagian terakhir ini, penulis ingin memberikan ringkasan berkat yang pasti Anda dapatkan jika Anda menghadapi “badai” bersama dengan Yesus.

  • Bersama dengan Yesus tidak menjamin kehidupan Anda bebas dari “badai”, tetapi bersama Yesus menjamin kehidupan Anda melampaui “badai”. Inilah berkat pertama 
  • Bersama dengan Yesus tidak menjamin kehidupan Anda tanpa kegagalan, tetapi bersama Yesus menjamin kehidupan Anda pasti sampai ke tujuan. Inilah berkat kedua 
  • Bersama dengan Yesus tidak menjamin bahwa “badai” akan segera berhenti, tetapi bersama Yesus ada jaminan sehingga akhirnya “badai” pasti berhenti. Inilah berkat ketiga. 
  • Bersama dengan Yesus menjamin Anda mengenal Dia lebih dalam dan hidup menjadi sangat bermakna. Inilah berkat keempat.


Saya tidak berkata, “Bersama dengan Yesus tidak ada badai,” yang saya katakan adalah, “Bersama dengan Yesus maka badai pun tenanglah.”

Sumber :
Buku "Berjalan di Atas Badai'




Pdt. Sukamal B Fadelan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar