Shalom
sobat, pada artikel sebelumnya saya telah menulis tentang Blessing From The Lamb of God, dan pada kesempatan saat ini saya
ingin membahas tentang Persamaan antara
Paskah pada zaman Musa dan Salib Kristus di bukit Golgotha. Yuk kita lihat
bersama-sama apa saja kesamaan tersebut
1. Anak
Domba Itu Harus Jantan
Untuk
Paskah, anak domba yang digunakan haruslah “zakar” = jantan, yang berumur satu
tahun (Keluaran 12 : 15). Pada tahun 700 BC, Nabi Yesaya memberikan nubuatan
tentang hal tersebut – Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu
suatu pertanda : Sesungguhnya seorang anak dara (almah = virgin) mengandung dan
akan melahirkan seorang anak
laki-laki (zakar) dan ia akan menamakan Dia Imanuel (Yesaya 7 : 14).
Nubuat Yesaya ini digenapi melalui berita yang dibawa malaikat kepada Maria.
Matius 1 : 21-23 – “Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamai
Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”
Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi : “Sesungguhnya,
anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” –
yang berarti Allah menyertai kita.
2. Anak
Domba Itu Harus Tidak Bercela
Anak
domba Paskah harus diperiksa dengan teliti apakah layak untuk dikorbankan : Anak
dombamu itu harus jantan, tidak
bercela (Keluaran 12 : 5). Dan syarat kedua inipun digenapi oleh Yesus
sebab semua kesaksian yang ada menyatakan bahwa Yesus tidak bercela dan tidak
bersalah.
- Pemeriksaan oleh Iman Besar, Ahli Taurat dan Tua-Tua
Pertama
sekali, Tuhan Yesus diperiksa oleh imam besar Kayafas, para ahli Taurat dan
tua-tua Yahudi. Mereka memeriksa apakah ada cacat dalam hal Taurat. Karena
tidak ada bukti yang sah, mereka lalu mencari saksi palsu – Tetapi akhirnya
tampillah dua orang, yang mengatakan : “Orang ini berkata : Aku dapat
merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari (Matius 26 : 59 –
61).
- Pemeriksaan oleh Pontius Pilatus
Dari
imam besar Kayafas, Yesus lalu diserahkan kepada Pontius Pilatus untuk
memeriksa apakah ada hukum negara yang dilanggar. Tapi ternyata Pilatus tidak
menjumpai kesalahan pada diri Yesus sehingga patut untuk dihukum mati. Kata
Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka : “Kejahatan apa yang sebenarnya
telah dilakukan orang ini? Tidak ada
suatu kesalahan pun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati.
Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.” (Lukas 23 : 22)
- Pemeriksaan oleh Herodes
Pilatus
mengirim Yesus kepada Herodes, dan ia juga tidak menjumpai kesalahan pada diri
Yesus, lalu Herodes mengembalikan lagi Yesus kepada Pilatus dan berkomentar: “Kamu
lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang
kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada
yang kudapati pada-Nya. Dan Herodes
juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya
tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati”
(Lukas 23 : 13 – 16).
- Kesaksian Yudas
Pada
waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman
mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu
kepada imam-imam kepada dan tua-tua, dan berkata: “Aku telah berdosa karena
menyerahkan darah orang yang tak
bersalah.” (Matius 27 : 3-4a).
Dengan
demikian Yesus menggenapi syarat kedua domba Paskah, yaitu tidak bercacat cela.
3. Anak
Domba Itu Harus Dikurung Sampai Paskah
Katakanlah
kepada segenap jemaah Israel : Pada tanggal sepuluh bulan ini diambillah oleh
masing-masing seekor anak domba,…..kamu harus mengurungnya sampai hari yang
keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus
menyembelihnya pada waktu senja. (Keluaran 12 : 3, 6). Di dalam Matius 21 : 1
-13) mencatat bagaimana Yesus masuk ke Yerusalem dari Betania dengan sambutan
meriah dari rakyat, ini disebut dengan Palm
Sunday dan setelah itu Yesus tidak pergi jauh lagi dari Yerusalem. Sejarah
mencatat bahwa hari-hari terakhir Yesus dilewati di Betania dan Yerusalem
(Betania jaraknya hanya sekitar 3 km sebelah timur Yerusalem). Pelayanan
keliling yang biasanya dilakukan oleh Yesus sudah tidak lagi dilakukan oleh
Yesus sejak ia masuk ke Yerusalem pada Palm Sunday. Akhirnya kita semua tahu,
Yesus naik ke kayu salib di sebuah tempat yang disebut Golgotha (place of the skull).
4. Anak
Domba Itu Harus Disembelih
Aturan
hari raya Paskah dicatat di dalam Keluaran 12 : 6 sebagai berikut : Kamu harus
mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah
Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada waktu senja (Keluaran 12 : 6).
Disembelih artinya : darah tercurah yang mengakibatkan kematian. Hal ini dengan
tepat terjadi pada Yesus sebagai Anak Domba Allah (Lamb of God) – darah-Nya
tercurah dan mati di kayu salib tepat pada perayaan Paskah Yahudi yaitu tanggal
14 bulan Nissan.
5. Tulang
Anak Domba Tidak Boleh Dipatahkan
Aturan
perayaan Paskah – Paskah itu harus dimakan dalam satu rumah juga; tidak boleh
kau bawa sedikitpun dari daging itu keluar rumah; satu tulangpun tidak boleh
kamu patahkan (Keluaran 12 : 46). Karena hari itu hari persiapan dan supaya
pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib –
sebab Sabat itu adalah hari yang besar – maka datanglah orang-orang Yahudi
kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan
mayat-mayatnya diturunkan. Maka datanglah prajurit-prajurit itu mematahkan kaki
orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan
Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah
mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya
Yohanes 19 : 31 -33).
6. Darah
Anak Domba Itu Membawa Keselamatan
Kemudian
dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu
dan pada ambang atas, pada rumah-rumah dimana orang memakannya. Apabila Aku
melihat darah itu, maka Aku akan lewat daripada kamu. Jadi tidak akan ada tulah
kemusnahan di tengah-tengah kamu, apabila aku menghukum tanah Mesir (Keluaran
12 : 7, 12 – 13). Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu
Kristus (I Korintus 5 : 7). Pada saat kematian-Nya, Yesus berseru : Sudah
selesai! (Yohanes 19 : 30), dan tirai Bait Suci yang memisahkan Ruang Maha
Kudus dan Ruang Kudus terkoyak dari atas sampai bawah (Matius 27 : 51). Darah
Yesus yang suci, Anak Domba Paskah itu telah selesai dicurahkan dan darah itu
berkuasa untuk menyelamatkan manusia dari hukuman atas dosa-dosanya. Sebab kamu
tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi
dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak
atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu dengan darah Kristus yang
sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat (I Petrus 1 :
18 – 19). Ini adalah berkat dari Anak
Domba Allah bagi kita semua.
Sumber :
Khotbah Pdt. Ishak Sugiyanto pada Ibadah Minggu 07 April 2014 di GBI AletheiaYogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar