Minggu, 22 Desember 2013

Rencana Allah Yang Besar Untuk Kota Kecil Bethlehem (Part 1)

Saat ini kita mulai memasuki periode Natal. Bulan ini cukup sibuk bagi kita semua yang terlibat dalam berbagai kegiatan di Gereja. Masih berkaitan dengan artikel-artikel saya sebelumnya yang membahas tentang kelahiran Yesus, kali ini saya masih ingin menulis berbagai artikel tentang hal-hal yang terjadi seputar hari Natal. Natal sangat identik dengan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus ke dunia pada sekitar 2000 tahun yang lalu. Peristiwa Natal juga sangat erat kaitannya dengan Bethlehem, sebuah kota kecil tempat dimana Yesus dilahirkan.

Dalam nubuatannya sekitar 700 tahun sebelum Natal, Nabi Mikha berkata, "Tetapi engkau, hai Bethlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala." (Mikha 5 : 1). Dalam ayat ini sangat jelas sekali jika Nabi Mikha menyatakan bahwa Bethlehem adalah sebuah kota kecil yang kemudian menerima anugerah yang sangat besar, karena menjadi tempat kelahiran juru selamat dunia.

Bethlehem adalah sebuah kota kecil yang jaraknya hanya sekitar 10 kilometer dari Yerusalem. Pada zaman kelahiran Yesus, penduduknya sangat sedikit, tercatat hanya beberapa ratus orang saja. Namun melalui tempat yang kecil ini, ternyata Allah telah menyiapkan sebuah rencana yang besar untuk seluruh umat manusia. Apa saja rencana besar tersebut? Mari bersama-sama kita belajar tentang rencana besar Allah terhadap kota ini.

Bethlehem - The Power of God's Transformation
Nama Betlehem untuk pertama kalinya muncul dalam Alkitab yaitu pada kitab Kejadian 35 : 16 - 20. Pada saat itu dikisahkan Yakub bersama-sama dengan keluarganya sedang dalam perjalanan hingga mencapai daerah Efrata, tiba-tiba saja istri dari Yakub, yaitu Rahel, merasakah sakit dan merasa hendak bersalin. Setelah melalui perjuangan yang keras dan penderitaan yang sangat berat, akhirnya Rahel berhasil melahirkan anaknya, yang kemudian anak tersebut diberikan nama Ben-oni (son of my sorrow), yang kira-kira artinya adalah anak dari penderitaanku. Setelah melahirkan, tidak lama kemudian Rahel meninggal dunia dan dimakamkan di daerah Bethlehem. Karena merasa tidak cocok dengan nama anaknya tersebut, maka akhirnya Yakub mengubah nama Ben-oni menjadi Benyamin (son of my right hand) yang kira-kira artinya adalah anak yang menjadi kebanggaanku/kepercayaanku.

Peristiwa di Bethlehem ini suatu typology dari apa yang dialami oleh Yesus. Dalam Yesaya 53 : 1 - 3, Yesus digambarkan sebagai "a man of sorrows' karena penderitaan luar biasa yang dialami oleh Yesus dengan puncaknya adalah kematian-Nya diatas kayu salib. Namun, kita sebagai orang percaya tahu bahwa penderitaan-Nya tersebut merupakan suatu jalan untuk kemenangan yang luar biasa, dimana pada akhirnya Tuhan Yesus bangkit, naik ke sorga dan ditinggikan begitu rupa sehingga Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa (Son of God's right hand) - Lihat Markus 14 : 62. hal ini menunjukkan bahwa Yesus memiliki full power dan full authority sebagai Allah yang Maha Kuasa. Dengan demikian Bethlehem mengingatkan kita tentang "The power of transformation' yang Yesus lakukan untuk mengubah sorrow (kesedihan/penderitaan) menjadi suatu kemenangan yang luar biasa.

Hari ini kita belajar satu rencana besar Allah terhadap kota kecil Bethlehem, pada artikel berikutnya Rencana Allah Yang Besar Untuk Kota Kecil Bethlehem (Part 2) kita akan belajar rencana besar lain yang disiapkan Allah Bapa untuk Bethlehem.


Sumber : Khotbah Bpk. Pdt. Larry Nathan Kurniadi, M.A. pada acara ibadah Minggu, 22 Desember 2013 di GBI Aletheia Yogyakarta

1 komentar:

  1. Betlehem Efrata dalam bahasa dan tulisan Ibrani = בית לחם אפרתה

    BalasHapus