Rabu, 30 Juli 2014

Ketika Namaan Taat, Tidak Ada Yang Mustahil Bagi Allah

Naaman sakit kusta. Bagi seorang panglima pasukan dan pahlawan perang, penyakit tersebut jelas sekali sangat mengguncangkan jiwanya. Ia sangat ingin sembuh dari penyakitnya. Oleh karena itu ia mengikuti saran gadis pelayan istrinya untuk datang kepada Nabi Elisa. Namun, Elisa tidak memberikan ramuan, ataupun menumpangkan tangannya untuk berdoa bagi kesembuhannya seperti yang ia bayangkan. Nabi itu hanya menyuruh Namaan untuk mandi sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan. Namaan merasa gusar dan kecewa. Tetapi, setelah dibujuk oleh pegawainya, ia mau juga melakukannya dan pulihlah tubuhnya dari kusta. Ia menjadi tahir, dan mendatangi Elisa untuk mengakui kebesaran Allah Israel.

Seringkali kita tidak setuju dengan cara Allah untuk memulihkan kehidupan kita. Cara yang digunakan-Nya seringkali terlihat aneh, dan bahkan tampak mustahil di mata manusia, sehingga kita jadi meragukan dan mempertanyakan hal tersebut. Sebaliknya, kadang cara-Nya terkesan sangat mudah dan tidak menuntut kerja keras kita. Kita tidak boleh meremehkannya karena tidak ada sesuatupun yang mustahil bagi Tuhan. Sebenarnya, cara-Nya yang tidak lazim tersebut justru mendorong kita untuk semakin mengerti jalan Allah yang misterius, meskipun cara-Nya seringkali tidak kita pahami, Dia tetap layak untuk dipercayai.

Sewaktu kita mulai mempercayai dan mengikuti cara Allah, kita belajar untuk semakin mengenal cara berpikir dan cara kerja Allah dalam kehidupan kita. Dengan mengesampingkan pola pikir manusiawi, kita memperbaharui pikiran yang selanjutnya berdampak pada pembaharuan dan pemulihan hidup kita.

Sumber : Buku Renungan Harian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar