Jumat, 21 Maret 2014

Berjalan di Atas Badai (Part 4)

Melanjutkan kembali beberapa artikel saya sebelumnya, dengan artikel terakhir berjudul Berjalan di Atas Badai (Part 3), pada bagian ini kita akan mengupas kembali bagian inti dari buku Berjalan di Atas Badai yang ditulis oleh Pdt. Sukamal B. Fadelan. Mari kita kupas bersama-sama.

Bab III : Bertindak Melampaui Badai

Ketika Petrus meminta kepada Tuhan Yesus untuk bisa berjalan di atas air, apakah permintaan tersebut dikabulkan? Ya benar, permintaannya dikabulkan. Sekalipun permintaan Petrus dikabulkan, apakah secara otomatis Petrus langsung berjalan di atas air? Tidak!. Permintaannya untuk berjalan di atas air memang dikabulkan, namun untuk merealisasikan permintaannya tersebut diperlukan tindakan nyata dari Petrus sendiri, Petrus pun kemudian melangkahkan kakinya. Ia tidak pernah berpikir apakah ia bisa berjalan di atas air ataupun tidak. Ia hanya berpikir bahwa ia harus melangkah karena itu yang harus ia lakukan. Kemudian mukjizat pun terjadi, Petrus "berjalan di atas badai".

Doa kita mungkin sebenarnya sudah dikabulkan oleh Tuhan, tetapi realisasi dari apa yang kita doakan sedang menantikan tindakan nyata dari kita sendiri. Allah ingin bekerja sama dengan kita. Kerjakan bagian kita dengan baik, dan Allah akan mengerjakan bagian-Nya. Oleh karena itu, beranilah "bertindak melampaui badai". Jangan pernah terikat dengan pemikiran apakah saya bisa atau tidak. Nah, ada empat hal yang harus kita lakukan untuk bertindak melampaui badai yaitu :

  1. Beranilah Memulai Sesuatu yang Baru
    Kalau Petrus ingin mengalami "berjalan di atas badai", ia tentu tidak bisa hanya diam saja dan tetap berada di atas perahu. Ia harus berani melakukan sesuatu yang baru, sesuatu yang berbeda dengan cara yang juga berbeda, yaitu berjalan keluar dari perahunya. Memang benar bahwa berada di dalam perahu tentu akan lebih aman dan nyaman dibandingkan berada di luar perahu, apalagi saat ada badai. Namun perahu itu justru membatasi Petrus untuk mengalami peristiwa yang luar biasa.

    Keadaan nyaman yang sudah kita alami saat ini sering menjadi batasan yang menghalangi kita untuk bisa mengalami berbagai terobosan. Keluarlah dari "zona nyaman" dan mulailah di zona yang baru. Melakukan sesuatu yang baru dan berbeda sering membuat kita merasa tidak nyaman. Namun, jika kita ingin mengalami pembaruan, maka kita harus berani untuk melakukan sesuatu yang baru dan berbeda, serta memiliki pola pikir yang baru, yaitu pola pikir yang berbeda dari biasanya.
  2. Beranilah Bertindak Sekalipun Beresiko
    Resiko apakah yang mungkin terjadi jika Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air? Resiko yang sangat jelas adalah Petrus akan tenggelam. Apakah Petrus mengetahui resiko ini? Tahu. Namun, apakah ia mengurungkan niatnya? Tidak.

    Jika keluar dari perahu tentu ada resiko yang mungkin terjadi, jadi apakah jika kita tetap berada di dalam perahu tidak akan mengalami resiko? Perahu bisa saja diterjang badai dan lalu tenggelam, itu artinya bahwa tetap di dalam perahu pun masih memiliki resiko, semua ada resikonya, itulah kehidupan. Permasalahan hidup ini bukan ada resiko atau tidak, melainkan resiko yang mana yang sebaiknya kita ambil. Ada empat hal yang dapat kita pelajari dari Petrus. Kapan kita harus berani mengambil resiko?
    • Beranilah mengambil resiko jika itu adalah impian Anda
    • Beranilah mengambil resiko jika Tuhan yang memerintahkannya
    • Beranilah mengambil resiko jika hal itu untuk kemuliaan Tuhan
    • Beranilah mengambil resiko jika hal itu sebanding dengan harga yang harus Anda bayar
  3. Tetaplah Berfokus Kepada Tuhan
    Petrus sudah memulai dengan baik, ia bisa berjalan di atas badai, Namun di tengah perjalanan, ia mulai tenggelam. Petrus mulai tenggelam ketika ia mulai merasakan tiupan angin. Akibatnya, terpaan angin yang keras membuat ia takut, dan ketakutannya membuat ia bimbang, dan hasilnya ia mulai tenggelam dan mukjizat pun berhenti. Hal yang berbeda ketika Petrus berfokus pada Yesus, tiupan angin tidak dirasakannya, tidak membuat ia takut dan bimbang. Ia melangkah dengan kepastian dan mukjizat pun terjadi. Kuncinya adalah terletak pada Fokus.
  4. Janganlah Bimbang, Percaya Saja
    Bukan tiupan angin ataupun badai yang membuat Petrus tenggelam, melainkan ketakutan dan kebimbangannya. Ketika Petrus khawatir dan takut, imannya menjadi lemah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegurnya, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?". Hal yang menarik disini adalah Tuhan Yesus tidak menegur Petrus karena permintaan ataupun keinginannya, tetapi menegur ketidakpercayaannya. Silakan Anda meminta hal-hal yang mustahil kepada Tuhan dan milikilah impian yang besar, namun yang terpenting adalah Anda harus percaya maka Anda akan mengalami pengalaman hidup yang luar biasa bersama Yesus.
Sumber :
Buku "Berjalan di Atas Badai'

Pdt. Sukamal B. Fadelan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar