Bunda Teresa (Agnes Gonxha Bojaxhiu) dilahirkan di
Uskub, Kerajaan Ottoman, 26 Agustus 1910 dan meninggal dunia di
Kalkuta, India, pada 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Ia adalah seorang biarawati Katolik Roma keturunan Albania dan memiliki kewarganegaraan India. Dia adalah seorang anak bungsu dari sebuah keluarga di Shkoder, Albania, yang lahir dari pasangan Nikolle dan Drana Bojaxhiu. Ayahnya yang terlibat dalam politik Albania, dan meninggal pada tahun 1919 pada saat ia berusia delapan tahun. Setelah kematian ayahnya, ibunya membesarkannya sebagai seorang Katolik Roma. Ayahnya, Nikollë Bojaxhiu (namanya berarti 'pelukis') berasal dari Prizren, Kosovo. Sementara, ibunya diduga berasal dari sebuah desa dekat Dokovica, Kosovo.
Menurut sebuah biografi yang ditulis oleh
Joan Graff Clucas, pada tahun-tahun awal hidupnya Agnes terpesona oleh cerita-cerita dari kehidupan misionaris dan pelayanan mereka di Benggala. Kemudian pada usia 12 tahun, ia merasa sangat yakin dan mulai berkomitmen untuk kehidupan beragama dan merasa mendapatkan panggilan untuk melayani orang miskin. Keputusan akhirnya diambil pada tanggal 15 Agustus 1928, sewaktu ia sedang berdoa di kuil
Madonna Hitam di Letnice, tempat dimana ia sering pergi berziarah. Ia pergi meninggalkan rumahnya pada usia 18 tahun dan bergabung dengan
Kesusteran Loreto sebagai salah seorang misionaris. Sejak saat itu, ia tidak pernah lagi bertemu dengan ibu atau saudara perempuannya.
Pada tahun 1950, Ia mendirikan
Misionaris Cinta Kasih (bahasa Inggris:
Missionaries of Charity) di Kalkuta, India. Selama kurun waktu lebih dari 45 tahun, ia bekerja melayani banyak orang miskin, orang sakit, yatim piatu dan juga orang yang sekarat, selain itu ia juga membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih yang pertama di seluruh India dan selanjutnya di negara lain. Setelah meninggal dunia, ia diberkati oleh Paus Yohanes Paulus II dan diberi gelar
Beata Teresa dari Kalkuta.
Pada sekitar tahun 1970, ia mulai dikenal di dunia internasional melalui pekerjaan kemanusiaan dan advokasi bagi hak-hak orang miskin dan tak berdaya. Misionaris Cinta Kasih terus mengalami perkembangan pesat sepanjang hidupnya dan pada saat ia meninggal dunia, ia telah menjalankan sekitar 610 misi kemanusiaan di 123 negara, termasuk rumah penampungan dan rumah bagi penderita HIV/AIDS, lepra dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah. Banyak pemerintah, organisasi sosial dan juga tokoh-tokoh terkemuka di dunia telah terinspirasi dari karya-karyanya, namun juga tak sedikit filosofi dan implementasi Bunda Teresa yang menghadapi banyak kritik dari berbagai kalangan. Ia menerima berbagai penghargaan, termasuk penghargaan dari pemerintah India,
Bharat Ratna (1980) dan
Penghargaan Perdamaian Nobel pada tahun 1979. Bunda Teresa merupakan salah satu tokoh yang paling dikagumi dalam sejarah dunia modern. Saat peringatan ulang tahunnya yang ke-100 pada tahun 2010 yang lalu, seluruh dunia menghormatinya dan karyanya dipuji oleh Presiden India,
Pratibha Patil.
Bunda Teresa dibaringkan dalam ketenangan di
Gereja St. Thomas, Kalkuta selama satu minggu sebelum pemakamannya pada September 1997. Ia diberi pemakaman kenegaraan oleh pemerintah India dalam rasa syukur atas jasanya kepada kaum miskin dari semua agama di India. Kematiannya ditangisi baik di masyarakat sekuler dan religius. Dalam upetinya, Nawaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan mengatakan bahwa Bunda Teresa adalah "
Seorang individu langka dan unik yang tinggal lama untuk tujuan yang lebih tinggi". Pengabdian seumur hidupnya untuk merawat orang miskin, orang sakit, dan kurang beruntung merupakan salah satu contoh pelayanan tertinggi untuk umat manusia. Mantan Sekjend PBB, Javier Perez de Cuellar mengatakan: "
Ia adalah Pemersatu Bangsa. Ia adalah perdamaian di dunia ini".